Sebab nyatanya ekonomi Indonesia masih cenderung lebih baik dibandingkan negara lain yang mengalami krisis, seperti contohnya Brasil dan negara-negara lain di Amerika Selatan.
"Secara keseluruhan, kami berharap memprediksi pertumbuhan ekonomi global tetap moderat dan cenderung lebih lemah dari antisipasi kami Juli lalu. Hal ini mencerminkan dua hal: lambatnya pemulihan ekonomi negara maju, dan terganjalnya pertumbuhan ekonomi negara berkembang," kata Managing Director International Monetary Fund (IMF), Christine Lagarde, dalam kuliah umum di Universitas Indonesia (UI), Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Selasa (1/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada risiko pertumbuhan ekonominya akan lebih lambat karena adanya gejolak di pasar keuangan baru-baru ini," jelasnya.
"Apa imbasnya bagi Indonesia? Seperti beberapa negara berkembang, mereka terjebak di sisi yang salah dari beberapa perubahan penting," ucapnya.
Perubahan pertama adalah yang berhubungan dengan China, salah satu mitra dagang terpenting Indonesia. Ekonomi China sedang menyesuaikan diri dari yang terbiasa naik tinggi menjadi hanya moderat.
"Negara berkembang lainnya, termasuk Indonesia, perlu waspada dalam menghadapi dampak dari perlambatan ekonomi China dan pengetatan kondisi keuangan global," ujarnya.
Pada waktu yang sama, harga komoditas-komoditas yang sudah mencapai puncaknya kini mulai turun. Kedua faktor ini membuat harga produk asal Indonesia menjadi lesu dalam beberapa waktu mendatang.
"Masih ada satu perubahan lagi, yaitu pemulihan ekonomi di AS sehingga mendorong spekulasi naiknya tingkat suku setempat. Hal ini bisa menimbulkan risiko bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, salah satunya adalah makin sedikit arus dana asing yang masuk, suku bunga yang lebih tinggi, dan volatilitas di sektor keuangan," tambahnya.
Lalu apakah Indonesia harus mulai waspada atas perubahan-perubahan ini?
"Tentu saja. Tapi Indonesia memiliki cukup pengalaman dalam menangani gejolak seperti ini. Lihatlah bagaimana melewati krisis keuangan global dan ekonominya yang melonjak tinggi pada tahun 2013. Indonesia tentu bisa lebih baik lagi menangani gejolak sekarang ini," tegasnya.
Meski demikian, Indonesia jangan terlena dengan kesuksesan masa lalu. Apalagi pertumbuhan ekonominya sudah melambat dalam empat tahun terakhir, selalu di bawah 5%.
"Sudah jelas, perlambatan ekonomi ini jangan sampai permanen. Indonesia masih mampu tumbuh lebih tinggi lagi. Syaratnya harus bisa membaca situasi dan mengikuti arus ekonomi dan jalur keuangan global," ucapnya.
(ang/dnl)











































