Mega Insurance Mulai Bidik Nasabah Kaya dan Ekspatriat

Mega Insurance Mulai Bidik Nasabah Kaya dan Ekspatriat

Lani Pujiastuti - detikFinance
Rabu, 09 Sep 2015 19:10 WIB
Jakarta - Banyak perusahaan asuransi menawarkan produk serupa. Untuk itu perusahaan perlu kreatif menciptakan produk baru.

Perusahaan asuransi kini mulai menyaring nasabah segmen kelas atas (high-end) dan ekspatriat atau warga negara asing (WNA) yang gemar berobat ke luar negeri. Pasar ini juga yang dibidik oleh Mega Insurance.

"Kita melihat bahwa perusahaan ini dari waktu ke waktu harus menciptakan produk unggulan supaya bisa bersaing. Kalau kita jual produk yang sama dengan orang lain, maka ngga bersaing," kata Ivan Nanulaitta, Direktur Utama Mega Insurance ditemui usai launching Mega International Health Care (MIHC) di Menara Bank Mega, Jl. Kapt Tendean Jakarta Selatan, Rabu (9/9/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami pilih menggarap konsumen kelas high-end yang gemar berobat ke Singapura dan Malaysia misalnya. Selain itu, warga negara asing yang mobile dan perlu jaringan pelayanan kesehatan di rumah sakit di berbagai negara," tambahnya.

Ivan melihat peluang membidik konsumen kelas high-end terbuka lebar melihat dari sekian banyak perusahaan asuransi, hanya beberapa yang punya produk untuk ekspatriat dan high-end.

"Kebutuhan masyarakat high-end berbeda. termasuk soal preferensi layanan kesehatan mereka yang menginginkan pengobatan di luar negeri hingga kemudahan klaim. Hanya dengan memotret pakai HP kuitansi pembayaran rumah sakit, sampaikan ke kita, langsung kita proses. Mereka ingin dilayani berbeda. Kalau WNA, mereka terbiasa ter-cover asuransi dan khususnya yang mobile itu perlu sekali jaringan pengobatan di berbagai negara," tambah Ivan.

Ivan menjelaskan, produk MIHC sudah berjalan sejak Maret. Sebelumnya, Mega Insurance sudah punya produk asuransi kesehatan namun segmen pasarnya masih umum. MIHC menawarkan klaim yang bisa didebet cukup besar mencapai US$ 1 juta - 2,5 juta.

Premi MIHC dibayarkan dengan dolar AS. Beberapa rumah sakit baik di dalam negeri maupun mancanegara seperti di Singapura hingga Eropa sudah berjejaring dengan produk asuransi ini.

"Selain di Indonesia, produk ini sudah bekerja sama dengan rumah sakit di berbagai negara. Bisa dipakai di banyak rumah sakit internasional di Asia, Eropa, dan Amerika. Plannya, di Singapura dan Malaysia bisa hampir di semua rumah sakit di sana," terang Ivan.

Di mana pun peserta sakit, asuransi bisa diklaim. Ivan melanjutkan, peserta tinggal meng-counter klaimnya.

"Sakit di mana saja kami bisa terbitkan letter of guarantee. Partner-partner rumah sakit kita punya jaringan internasional. Target premi kita di tahun pertama baru US$ 2 juta. Sejak ditawarkan mulai Maret 2015, kami sudah dapatkan premi senilai US$ 600 ribu. Semua nasabah baru, bukan transferan dari Mega Insurance. Besaran premi per nasabah relatif ya, tergantung faktor usia, gender, historical penyakitnya juga," tutur Ivan.

Ia mengaku, di tahun pertama, fokusnya yaitu mengenali pasar yang tengah menjadi fokusnya saat ini yaitu high-end dan WNA. Sebab pesaingnya adalah perusahaan asuransi asing dan Mega Insurance bukan asuransi lokal pertama yang menawarkan produk bagi kelas high-end maupun WNA.

(ang/ang)

Hide Ads