Demikian dikatakan Eko Trilaksono, Divisi Perencanaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), saat ditemui di acara Indonesia Taiwan Business Council, di Menara Batavia, Jakarta, Rabu (23/9/2015).
Dia menjelaskan, kondisi saat ini memang perlu menjadi perhatian pemerintah, namun dunia usaha tidak perlu khawatir berlebihan. Masih ada hal-hal optimistis yang bisa terjadi setelah ketidakpastian global mereda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memastikan kondisi perseroan aman, Eko menyebutkan, pihaknya telah melakukan uji ketahanan atau stress test rupiah di level tertentu.
Meskipun tidak menyebutkan nominal pasti, Eko meyakini, rupiah ke depan akan kembali menguat.
"Stress test bagian teknikal analisis, tetap ada optimisme, bukan sebagai hal yang kita nanti akan dikhawatirkan, kami dari perbankan masih tetap optimistis," ucap dia.
Terkait hal itu, Eko mengungkapkan, hingga saat ini belum ada nasabah yang perlu menjadi perhatian khusus dampak dari pelemahan rupiah. Hal itu karena sebagian besar nasabah BRI berbisnis di sektor UMKM, yang tahan terhadap gejolak ekonomi global.
"Memang ada beberapa yang harus koordinasi dengan nasabah kami, saling menjaga. Belum ada nasabah terhantam, kami bisnis UMKM, tidak terlalu banyak terpengaruh," katanya.
Eko menambahkan, saat ini kondisi permodalan BRI juga dalam batas aman, penyaluran kredit masih wajar walaupun melambat dengan tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) di bawah 5%.
"CAR aman di atas 19% per Juni, LDR 80-90%, NPL di bawah 5%, sampai akhir tahun tidak akan melampaui angka 5%. Kredit BRI aman, sesuai dengan target kami, moderat saja," pungkasnya.
(drk/dnl)











































