Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah akan mengkaji perkembangan kondisi pasar keuangan tahun depan sebelum merilis surat utang tersebut.
"Kalau di China itu namanya adalah Dim Sum Bond. Itu dipertimbangkan, tapi kita lihat juga perkembangan market," ungkap Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dalam konferensi pers di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (3/11/2015)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang paling penting di pembiayaan adalah the right moment. Kita mencari moment yang paling tepat. Kadang right window-nya itu cuma 3 hari, ya itu kita masuk kalau memang kondisinya seperti itu," paparnya.
Pemerintah juga mendorong pendekatan ke lembaga multilateral dan bilateral. Ini akan berjalan secara bersamaan dengan mempertimbangkan kondisi yang ada.
"Kita jalan paralel, yang market tetap. Kita dorong, kita cari moment terbaik. Bahkan untuk rupiah dan dolar, pokoknya kita cari right moment untuk rupiah dan right moment untuk dolar," tegas Bambang.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, target penerbitan surat berharga negara (SBN) yang akan diterbitkan sebesar Rp 327,2 triliun.
(hns/hns)











































