Kerja sama ini merupakan salah satu poin dari pertemuan bilateral dengan Presiden China, Xi Jinping, seperti yang disampaikan Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikFinance, Senin (16/11/2015).
Dalam pertemuan yang dilaksanakan di sela-sela KTT G-20 ini, kedua pimpinan sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi dan keuangan. Disamping itu, dibahas pula sejumlah isu keuangan global yang menjadi perhatian KTT G-20 kali ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Presiden Xi menyampaikan kesiapan Pemerintah China untuk meningkatkan Bilateral Currency Swap Arrangement yang diberikan kepada Indonesia menjadi sekitar US$ 20 miliar.
Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi juga meminta dukungan Presiden Xi agar pejabat Indonesia yang kompeten dapat masuk dalam manajemen puncak Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), serta keinginan Indonesia untuk menempatkan kantor regional pertama AIIB di Jakarta.
Sementara itu, terkait masalah global, Presiden Jokowi menyampaikan rencana Indonesia untuk mendorong reformasi arsitektur keuangan global di G-20, seperti yang telah disampaikannya pada Konferensi Asia Afrika lalu.
"Reformasi ini segera dibutuhkan untuk menciptakan keseimbangan pada sistem keuangan internasional antara negara maju dan negara berkembang," kata Jokowi.
Seperti diketahui, Perjanjian currency swap ini adalah sebuah kesepakatan antar negara untuk melakukan pertukaran mata uang, dengan menetapkan bunga dan jumlah uang, yang akan dipertukarkan selama jangka waktu berlakunya perjanjian tersebut. Kerja sama ini dilakukan dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, yang sekarang sedang menguat.
(rrd/hen)











































