Jamkrindo Belajar Penjaminan Kredit UMKM dari Jepang Hingga India'

Jamkrindo Belajar Penjaminan Kredit UMKM dari Jepang Hingga India'

Lani Pujiastuti - detikFinance
Selasa, 17 Nov 2015 13:33 WIB
Jamkrindo Belajar Penjaminan Kredit UMKM dari Jepang Hingga India
Dirut Jamkrindo Diding S Anwar (Foto: dok. Kemenkop UKM)
Nusa Dua -

Para pemimpin lembaga penjamin kredit se-Asia dari beberapa negara berkumpul dalam The 28th ACSIC Conference di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/11/2015). Delegasi berasal dari India, Jepang, Korea, Malaysia, Nepal, Filipina, Taiwan, dan Thailand.

Masuk ke dalam keanggotaan baru dalam pertemuan tersebut yaitu Mongolia. Agenda pertemuan tersebut juga membahas tuan rumah konferensi internasional tahunan tersebut untuk dua pertemuan mendatang.

Sebanyak 20 lembaga penjamin di Indonesia melalui Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Assipindo) pun tergabung dalam Asian Credit Supplementation Institution Confederation (ACSIC).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi tadi ada member baru dari Mongolia. ACSIC Conference 29 di Thailand dan ke-30 di Filipina. Member ACSIC Indonesia juga bertambah. Ada Jamkrida Padang dan lainnya akan bertambah dari jumlah sekarang 20," kata Ketua Umum Assippindo sekaligus Direktur Utama Perum Jamkrindo, Diding S Anwar, kepada detikFinance ditemui usai Chief Delegates Meeting The 28th ACSIC Conference di Westin Hotel, Nusa Dua Bali (17/11/2015).

Dalam konferensi tersebut, para delegasi menyampaikan pengalaman menjalankan penjaminan kredit kepada UMKM di antaranya dari Jepang yaitu Japan Finance Corporation dan India yaitu Credit Guarantee Fund Trust For Micro and Small Entreprises (CGTMSE). Jamkrindo ingin mempelajari sistem penjaminan kredit UMKM dari negara—negara lain.

"Nanti diharapkan dari sesi diskusi menghadirkan narasumber dari berbagai negara yang berorientasi mengembangkan UMKM, Jamkrindo bisa mendapat solusi penjaminan UMKM di Indonesia. Kami ingin belajar skema penjaminan secara cepat dan excellent service," jelas Diding.

Dampaknya, kata Diding, agar semakin banyak UMKM bisa naik kelas dari usaha mikro ke kecil.

Diding menjelaskan, ada satu poin penting dari pengalaman lembaga penjaminan kredit UMKM dari berbagai negara yaitu pendampingan kepada UMKM dari lembaga penjaminan secara langsung. Menurutnya, selain perbankan sebagai penyalur kredit, lembaga penjaminan harus hadir di tengah UMKM.

"Dari pengalaman berbagai negara, sudah jelas ketahuan yaitu kita mau terapkan model pendampingan. UMKM itu feasible tapi tidak bankable. Jadi kami ingin dampingi UMKM bisa dapat akses kredit karena pendampingan kami. UMKM dibina, didampingi manajemennya. Belajar ekspor impor juga," tambah Diding.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads