Selain Mengajar, Guru PAUD Bisa Menyambi Jadi Agen Asuransi

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, tingkat literasi atas jasa keuangan asuransi masih sangat rendah di Indonesia. Untuk mengatasi kondisi tersebut, OJK mencanangkan target 10 juta agen asuransi.

Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2 OJK, Dumoli Pardede mengatakan, target 10 juta agen asuransi tersebut salah satunya menyasar guru sekolah, seperti guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

"OJK ada target 10 juta agen asuransi. Selain mengajar anak-anak, bisa sambil jualan produk asuransi. Selain ajari anak-anak asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, asuransi kerugian, dan asuransi lainnya. Bisa cerita ke ibunya anak-anak, sambil sebarin brosur (produk asuransi)," ujar Dumoli di acara Perempuan Cerdas Perempuan Mandiri di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Guru PAUD yang jadi agen asuransi, sambung Dumoli, bisa menjadi agen asuransi paling prospektif di tengah masyarakat. Menjadi agen asuransi profesional pun saat ini sudah sangat mudah.

"Bisa sebarkan ke suami, ke anak-anak, ke tetangga. Jualan asuransi premi Rp 10.000 bisa dapat Rp 10 juta kalau ada klaim. Bagaimana caranya jadi agen asuransi yang hebat, ada tata cara pelatihannya nanti akan diluncurkan asosiasi asuransi. Cukup baca online, nanti bisa ikut ujian online untuk diuji agar dapat sertifikatnya," tuturnya.

Dumoli melanjutkan, mengajari anak sejak dini pada produk keuangan, akan berdampak langsung pada akses anak di masa depan pada institusi keuangan.

"Kalau tidak diajari tabungan asuransi, maka tidak kenal bank. Nanti setelah besar nggak dapat kredit, setelah besar nanti dia nggak dapat kredit usaha, karena sejarah catatan keuangan dia nggak ter-record," pungkasnya.

(ang/ang)