"Maka perbankan apakah itu untuk korporasi ataupun untuk UKM, tentu tidak bisa lagi ambil keuntungan dengan bunga tinggi. Tapi harus ambil keuntungan dari tingginya pertumbuhan ekonomi," ujar JK saat penutupan perdagangan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (30/12/2015)
Mengambil keuntungan dari tingginya pertumbuhan ekonomi, maksud JK adalah dengan mendorong sektor ril agar mampu terus produktif. Misalnya dengan biaya keuangan yang lebih murah. Baru kemudian hasilnya dinikmati oleh perbankan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita jangan jadi suatu negara yang maju haruslah sektor keuangan maju karena sektor riilnya," terang JK.
Pemerintah telah mendorong bunga kredit usaha rakyat (KUR) yang lebih rendah, yaitu 12% di 2015 dan 9% di 2016. Padahal tahun-tahun sebelumnya, bunga KUR mencapai 22%.
"Tentu harapan kita kepada pelaku. Keuangan perbankan untuk melihat itu sebagai bagian untuk bagaimana mengefisiensikan negeri ini," ungkapnya.
JK memaparkan kemampuan perbankan Malaysia dan Singapura yang jauh lebih maju di bandingkan Indonesia. Salah satu alasannya adalah tidak mengambil keuntungan besar dari bunga kredit.
"Karena dia berpikir, dia maju karena maju bukan karena bunga tinggi untuk diberikan ke rakyat. Karena itu kita harus mengubah mindset dan perbankan kita. Kita maju bersama-sama, bukan maju sepihak," papar JK.
(mkl/ang)











































