Kartu ATM Pakai Chip, Tarik Tunai Bisa Rp 15 Juta/Hari

Kartu ATM Pakai Chip, Tarik Tunai Bisa Rp 15 Juta/Hari

Maikel Jefriando - detikFinance
Jumat, 08 Jan 2016 11:15 WIB
Jakarta - Bank Indonesia (BI) menaikkan batas tarik tunai lewat mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM), dari maksimal Rp 10 juta per hari menjadi Rp 15 juta per hari, dan untuk transfer antarbank dari maksimal Rp 25 juta per hari menjadi Rp 50 juta per hari.

Kebijakan ini merupakan bagian dari insentif penggunaan chip pada kartu ATM/Debit, dengan memberikan keamanan serta kenyamanan dan keleluasaan bagi para nasabah. Berlakunya untuk seluruh jenis kartu ATM.

Dalam aturan terbaru BI, paling lambat akhir 2021, seluruh kartu ATM/debit harus menggunakan chip.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Farida Paranginangin, Direktur Pengawasan dan Kebijakan Sistem Pembayaran BI menjelaskan, batas tarik tunai memang tidak pernah berubah sejak ditetapkan pada 2008.

Kemudian tertuang dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 11/10/DASP tanggal 13 April 2009.

"Sudah 8 tahun lalu, sehingga dirasa perlu untuk ganti seiring dengan implementasi penggunaan chip. BI coba selaraskan antara kenyamanan dan keamanan, maka diatur tarik tunai menjadi Rp 15 juta per hari," ungkapnya, dalam bincang-bincang di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis malam (7/1/2015).

Farida menyatakan, kenaikan batas antara tarik tunai dan transfer antar bank memang cukup besar.

Perbedaan tersebut ‎dikarenakan keinginan BI untuk mengurangi penggunaan uang tunai. Makanya, kenaikan batas untuk tarik tunai hanya disesuaikan dengan inflasi.

"Kenapa tarif tunai nggak naik dua kali lipat? Sementara transfer antar bank naik dua kali lipat, BI nggak mau mendorong penggunaan tunai.
Nilai Rp 10 juta memang perlu ditingkatkan, tapi nggak harus dua kali lipat. Kalau untuk transfer oke," paparnya.

Sementara untuk kartu ATM yang tidak menggunakan ‎teknologi chip, maka tetap diberlakukan aturan yang lama. Di mana Rp 10 juta untuk tarik tunai dan Rp 25 juta untuk transfer antar bank.

"Jadi memang ada perbedaan dari yang menggunakan chip dan tidak.‎ Penggunaan chip kan memang lebih aman, jadi wajar lebih tinggi," tukas Farida.

(mkl/drk)

Hide Ads