Peringatan Gubernur BI: Perusahaan dengan Utang Dolar Besar Harap Waspada

Peringatan Gubernur BI: Perusahaan dengan Utang Dolar Besar Harap Waspada

Maikel Jefriando - detikFinance
Rabu, 27 Jan 2016 15:28 WIB
Foto: Maikel Jefriando
Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, mengingatkan perusahaan nasional dengan jumlah utang luar negeri besar agar berhati-hati. Karena masih ada pelemahan nilai tukar rupiah akibat arus modal keluar.

"Utang luar negeri korporasi masih mengkhawatirkan dan rentan terhadap risiko global," ungkap Agus, pada acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2016 dengan tema Optimizing Private Sector and Local Goverment Contribution, di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (27/1/2016).

Bila berkaca pada krisis 1997-1998, peningkatan utang luar negeri perusahaan menjadi salah satu risiko yang mengancam kondisi stabilitas keuangan dan perekonomian secara keseluruhan. Nilai tukar rupiah yang melemah tentu akan menambah berat pembayaran utang luar negeri dalam dolar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agus menjelaskan, isu global yang masih menjadi perhatian investor adalah terkait rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), yaitu Federal Reserve (The Fed), serta sentimen negatif akibat pelemahan ekonomi China.

"Isu naiknya Fed Fund Rate atau nada negatif China memicu outflow dana, dan membebani mata uang termasuk rupiah," ujarnya.

BI akan selalu berada di pasar untuk menjaga kestabilan nilai tukar. Berbagai langkah akan ditempuh agar bisa menyeimbangkan antara dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kestabilan nilai tukar ke depannya.

"BI harus terus melihat stabilitas makro ekonomi dan akomodasi permintaan domestik. Dalam konteks tersebut ini tidak bida ditentukan dari awal, tapi berdasarkan data terakhir. Kita juga terus jauhkan dari padangan keberpihakan untuk kredibilitas BI," terang Agus. (mkl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads