Namun, untuk merealisasikan hal tersebut ternyata penuh pertimbangan. Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 7,25%, namun itu belum cukup untuk membuat bunga kredit ikut turun.
"Saya setuju bunga kredit di Indonesia relatif tinggi dibandingkan negara lain. Kalau ingin mendorong kompetitif itu memang harus diturunkan," kata Budi di sela-sela acara Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sulit kita turunkan kalau ada risiko inflasi akan melonjak. Karena ketika inflasi melonjak, itu akan menekan cost perbankan. Kemudian hal yang sangat umum, kalau nasabah besar minta deposito bunga tinggi. Itu kan menjadi cost perbankan," paparnya.
Di samping itu, adalah kondisi nilai tukar. Walaupun pergerakan nilai tukar tidak seburuk banyak negara berkembang lainnya, namun tetap akan berpengaruh kepada perbankan. Bila rupiah kembali melemah, maka bunga kredit bisa naik lagi.
"Diharapkan tidak ada gejolak, terutama juga kurs. Kalau naik lagi ke 14.000, itu bunga pasti naik lagi," imbuhnya. (mkl/drk)











































