Demikian dikatakan Direktur Utama BRI Asmawi Syam di Gedung BRI, Jakarta, Rabu (3/2/2016).
"Jadi suku bunga ini kita turunkan, bulan ini 0,25% atau 25 basis poin. Jadi penurunan suku bunga ini berlaku Februari," sebut dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, BRI juga akan tetap fokus dalam usaha penghimpunan DPK murah, disertai dengan upaya-upaya penguatan fee based income dan pengembangan infrastruktur seperti launching BRISat di pertengahan tahun, ekspansi unit kerja di Timor Leste serta peningkatan jumlah agen BRILink hingga 75.000 agen di 2016. Untuk rasio, di tahun 2016 ini, BRI menargetkan NPL berada di level 2,1-2,4%, LDR di kisaran 85-90% dan CAR di posisi 20,18%.
Selanjutnya dengan modal kinerja yang sehat, stabil dan berkelanjutan serta didukung dengan jaringan unit kerja yang optimal, BRI optimistis dapat mencapi pertumbuhan net profit atau laba perseroan di kisaran 3-5% di tahun 2016 ini.
Upaya peningkatan Current Account Saving Accoubt (CASA) atau dana murah seperti giro, tabungan britama dan simpedes juga turut berpengaruh pada funding structure BRI.
Hingga akhir tahun 2015 CASA BRI tumbuh sebesaar 18,4% atau menjadi Rp 380,6 triliun dengan kontribusi terhadap DPK yang juga meningkat dari 53,5% di akhir tahun 2014 menjadi 59,2%. Peningkatan rasio CASA tersebut tentunya memberikan efek positif yaitu penurunan Cost Of Fund (COF) dari yang sebelumnya 4,4% di tahun 2014 menjadi 4,2% di tahun 2015.
Tak hanya itu, BRI juga berhasil mempertahankan posisi neraca yang solid dengan posisi likuiditas dan permodalan yang sehat serta rasio profitabilitas yang relatif stabil. Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di level yang rendah, NPL netto tercatat sebesar 0,5% dan NPL gross sebesar 2,0% dengan NPL coverage ratio sebesar 151,1%. Ada pun rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) tercatat sebesar 86,9%, sementara rasio kecukupan modal (CAR) berada di level 20,6% pada akhir tahun 2015, sedangkan Return of Asset (ROA) tercatat di level 4,2% serta Return on Equity (ROE) di level 29,9%.
Sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya, BRI terus mengembangkan jaringan unit kerja konvensional, e-channel, dan layanan branchless banking, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Sepanjang tahun 2015 ini, Bank BRI telah menambah sedikitnya 216 unit kerja konvensional, baik itu dalam bentuk Kantor Wilayah, Kantor Cabang, hingga Teras BRI keliling. Hingga akhir tahun 2015, BRI telah memiliki 10.612 jaringan kerja konvensional, yang terdiri dari 8.539 jaringan mikro, termasuk Teras BRI dan Teras BRI Keliling, 983 Kantor Kas, 603 KCP, 467 Kantor Cabang, serta 19 Kantor Wilayah yang kesemuanya terhubung real time online
Sementara itu, peningkatan jumlah jaringan e-channel didominasi oleh pertambahan Electronic Data Capture (EDC) sebesar 56.554 menjadi 187.758 unit, Automatic Teller Machine (ATM) bertambah 2.000 menjadi 22.792 unit serta Cash Deposit Machine (CDM), bertambah 500 menjadi 892 unit.
Layanan branchless banking BRI yang populer disebut BRILink juga meningkat secara signifikan, baik dari segi jumlah agen, jumlah transaksi maupun volume transaksi. Hingga akhir tahun 2015, jumlah agen BRILink tumbuh sebesar 247% dari periode yang sama tahun lalu atau menjadi 50.259 agen yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, sedangkan jumlah transaksi yang dilayaninya pun terus meningkat dengan pesat, dari 1,06 juta transaksi di akhir tahun 2014 menjadi 65,87 juta transaksi di akhir tahun 2015 atau tumbuh sebesar 6,216%. Nilai transajsubta telah mencapai Rp 34,85 triliun atau meningkat 3,684% daru Rp 973 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. (drk/drk)











































