Apakah Penurunan Margin Menggerus Keuntungan Bank? Ini Penjelasan OJK

Apakah Penurunan Margin Menggerus Keuntungan Bank? Ini Penjelasan OJK

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Jumat, 19 Feb 2016 20:15 WIB
Foto: Dewi Rachmat Kusuma
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyiapkan insentif bagi perbankan yang mau melakukan efisiensi. Efisiensi bisa dilakukan perbankan melalui berbagai cara, baik di sisi overhead dan margin keuntungan, serta risk premium (NPL).

Paket insentif ini dalam rangka melengkapi kebijakan penurunan biaya dana akibat berbagai macam kebijakan yang dikeluarkan baik oleh pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan OJK, untuk meyakini suku bunga kredit turun.

Paket insentif tersebut akan diluncurkan dalam waktu dekat dalam bentuk Peraturan OJK (POJK) Tentang Insentif dalam Rangka Peningkatan Efisiensi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi perbankan yang mau melakukan efisiensi melalui penyesuaian margin, OJK telah menyiapkan berbagai insentif. OJK menegaskan, penyesuaian margin ini tidak serta-merta menggerus keuntungan perbankan. Malah, dengan insentif OJK, kinerja perbankan bisa meningkat.

"Semakin banyak orang yang dapat kredit karena bunga rendah, permintaan kredit tumbuh tinggi, semakin banyak usaha yang didukung pembiayaan, kemudian semakin terbuka layanan keuangan ini dan mudah akses keuangan, sehingga keuntungan tetap tinggi, malah lebih tinggi," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad saat berbincang bersama detikFinance, di kantornya, Gedung OJK, Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Dia menjelaskan, insentif ini mendorong ekspansi perbankan dari sisi kuantitas, bukan lagi harga. Semakin murah suku bunga kredit, maka akan semakin banyak masyarakat mengajukan pinjaman. Ini tentu secara otomatis akan meningkatkan perolehan pendapatan dan keuntungan perbankan.

"Kalau price tinggi kuantitas terbatas, kalau price rendah, kuantitas naik, karena dengan berbagai macam paket kebijakan, kemudian tidak hanya (revenue) 8 misalnya, revenue bisa 10, tetap Return On Asset (ROA) naik karena kuantitas naik, jadi kita main di kuantitas tidak harga, atas dasar prinsip ini, bagaimana bunga kredit bisa turun," papar dia.

Cara ini, kata Muliaman, tidak akan mengganggu keuntungan perbankan, justru diberikan kemudahan-kemudahan melalui berbagai insentif yang diberikan.

"Nah ini saya kasih insentif, bagaimana mendorong agar biaya dana turun, margin turun sehingga suku bunga kredit turun. Untuk meyakini ini, program-program inklusi perlu terus dilanjutkan, edukasi, kemudian pemberdayaan, di kota maupun di desa, kemudian revitalisasi, sektor-sektor prioritas (maritim, energi, pertanian), ini kan harus dibuka termasuk upaya pemerintah memperbaiki ease doing bussiness in Indonesia sehingga supaya keuntungan tetap tinggi, malah lebih tinggi," ujarnya. (drk/feb)

Hide Ads