Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengatakan, kenaikan laba ini dicapai dengan dukungan pendapatan bunga bersih yang lebih baik, yaitu naik 9,4% menjadi Rp 6,49 triliun, dari sebelumnya Rp 5,93 triliun. Kenaikan pendapatan bunga bersih dicapai karena kedisplinan dalam penetapan bunga pinjaman dan pengelolaan pendanaan secara aktif.
Sementara margin bunga bersih (NIM) juga meningkat dari 4,78% di 2014 menjadi 4,86% di 2015 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biaya umum dan administrasi bank meningkat 6,4% tahun lalu. Perbankan bisnis dan ritel menjadi tulang punggung dalam menghasilkan pendapatan.
"Kami telah menutup tahun 2015 dengan hasil yang menggembirakan di tengah kondisi perekonomian yang penuh tantangan, Maybank mencatat kenaikan laba sebesar 61% dari Rp 708 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 1,14 triliun di 2015," ujar Taswin dalam jumpa pers di kantornya, Gedung Sentral Senayan, Jakarta, Selasa (23/2/2016).
Pada kesempatan itu, Taswin mengatakan, dirinya masih melihat kondisi perekonomian yang penuh tantangan masih akan berlanjut. Namun dia optimistis masih akan ada pertumbuhan bisnis.
Sepanjang 2015 lalu, Maybank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit 5,9% menjadi Rp 112,5 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 106,3 triliun.
Kemudian tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) naik. NPL Gross tercatat naik dari 2,24% di 2014 menjadi 3,81%. Sementara NPL Net naik dari 1,50% di 2014 menjadi 2,55% di 2015. Kondisi akibat dari perlambatan ekonomi serta pelemahan mata uang rupiah.
"Bank terus menurunkan eksposur portofolio korporasi yang menjadi penyebab meningkatnya NPL," ujar Taswin. (wdl/wdl)











































