Ini Alasan Nasabah Syariah Perbankan Syariah RI Masih Minim

Ini Alasan Nasabah Syariah Perbankan Syariah RI Masih Minim

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 25 Feb 2016 16:32 WIB
Ini Alasan Nasabah Syariah Perbankan Syariah RI Masih Minim
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Indonesia punya populasi penduduk muslim terbesar di dunia. Sayangnya perbankan syariah Indonesia hanya menguasai pasar sebanyak 4,87% di tahun 2015.

Pertumbuhan market share yang rendah ini, salah satunya karena masih kecilnya pertumbuhan nasabah bank syariah dibandingkan dengan nasabah bank konvensional.

Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ahmad Buchori mengungkapkan, rendahnya nasabah bank syariah terjadi karena banyak masyarakat yang beranggapan bank syariah belum selengkap, semodern, dan sebagus bank konvensional. Baik itu dalam layanan maupun produknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Makanya startegi kita bagaimana bank syariah ini bisa selengkap, semodern, sebagus bank konvensional. Tak bisa bilang karena muslimnya besar gampang pasarkannya. Tidak bisa kita jualan pakai ayat-ayat di Indonesia, mereka (nasabah) ini punya kategorinya," jelas Buchori ditemui di kantor OJK, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (25/2/2016).

Akibat padangan tersebut, menurutnya, bank syariah belum banyak memiliki nasabah loyal dari layanan dan produk yang setara dengan bank konvensional. Pihaknya kini tengah merumuskan strategi agar market bank syariah tumbuh tinggi, salah satunya dengan memetakan nasabah bank syariah di Indonesia.

"Apa pandangan masyarakat pada bank syariah, dari hasil survey kami, pertama masyarakat anggap yang penting punya rekening di bank syariah, asal syariah. Kedua, dia ikut-ikutan saja, ikut orang tuanya, ikut saudaranya, ikut pacarnya, gurunya. Karena orang panutannya punya rekening bank syariah, dia ikutan," katanya.

Sementara, faktor ketiga pendorong masyarakat menjadi nasabah bank syariah, karena melihat dari segi keuntungannya saja.

"Jadi konsumen syariah ini floating saja sifatnya. Mana yang lebih untung, Dia nggak melihat ini syariah atau konvensional, ini bunga atau bagi hasil, asalkan itu lebih menguntungkan ya pilihnya syariah kalau memang menguntungkan buat dia," terang Buchori.

Faktor terakhir, Buchori melihat, nasabah bank syariah yakni kalangan yang terpaksa jadi nasabah bank syariah karena tuntutan pekerjaan.

"Yang keempat ini nasabah yang terpaksa, karena gajinya ditransfer di bank syariah oleh perusahaannya," tandasnya.

Dari pemetaan tersebutlah, sambungnya, yang dijadikan dasar bagi OJK dan perbankan syariah menjaring pasar lebih banyak di masyarakat Indonesia.

"Berdasarkan survei itu, campaign (kampanye) kita jualan syariah pakai ayat-ayat nggak bakalan efektif. Masyarakat agak susah karena ternyata floating market," tutup Buchori. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads