Menkeu Paparkan Dampak Suku Bunga 0% Eropa Terhadap RI

Menkeu Paparkan Dampak Suku Bunga 0% Eropa Terhadap RI

Maikel Jefriando - detikFinance
Jumat, 11 Mar 2016 17:20 WIB
Menkeu Paparkan Dampak Suku Bunga 0% Eropa Terhadap RI
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Penerapan suku bunga acuan sebesar 0% oleh Bank Sentral Eropa (ECB) tentu akan memberikan dampak terhadap pasar keuangan dunia, termasukΒ  Indonesia. Apa dampaknya?

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan secara logika sederhana, ketika negara maju seperti Eropa menerapkan suku bunga rendah atau negatif, maka investor di negara tersebut akan mencari negara lain untuk penempatan dana.

Seperti yang dilakukan Amerika Serikat (AS) beberapa tahun lalu. Banyak investor yang kemudian memilih menempatkan dana di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Sehingga kemudian terjadi capital inflow dan rupiah begitu perkasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu itu imbasnya lari ke emerging economy termasuk kita yang nikmati manfaat pada waktu itu," jelas Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (11/3/2016).

Persoalan yang terjadi sekarang, sangat berbeda. Bambang mengatakan, saat Eropa begitu juga Jepang menerapkan suku bunga rendah, dan tidak tiba-tiba mengalir deras ke negara berkembang.

Hal ini dikarenakan AS juga membutuhkan dana untuk mendorong lagi perekonomiannya. Maka dari itu, ada kenaikan suku bunga acuan sejak akhir tahun lalu. Walaupun sekarang tahapan kenaikan tersebut ditunda.

"Pada saat yang sama AS akan sedang berusaha menarik. Kondisinya beda sekali, dampaknya ke kita ya," terang Bambang.

Agar arus modal asing bisa masuk ke Indonesia, Bambang menilai perlunya sentimen positif dari dalam negeri. Di antaranya adalah dengan perbaikan fundamental ekonomi secara berkelanjutan.

"Kalau bicara inflow secara umum, akan lebih pada kondisi fundamental kita," paparnya.

Bambang menilai, investor sangat selektif dalam penempatan dana. Sehingga tidak bisa hanya diam untuk menunggu dana tersebut masuk ke pasar keuangan.

"Jadi tidak bisa seperti dulu, di mana emerging economy nggak lihat fundamentalnya, semuanya didatengin oleh inflow. Kalau sekarang mereka sangat selektif, kondisinya beda," tukas Bambang. (mkl/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads