Menurut Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia perlu menunjukkan potensi tersembunyi di industri keuangan syariah.
Potensi tersebut antara lain industri perbankan syariah, asuransi syariah dan sukuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebutkan, walaupun potensi industri perbankan syariah ini dominan dalam industri keuangan syariah, namun market share-nya tidak pernah melebihi 5%.
"Segmen industri perbankan syariah memang dominan di industri keuangan syariah tapi tidak sebaik bank konvensional, kinerjanya masih belum baik dan market share-nya tidak pernah melebihi 5%," kata Sofyan.
Kemudian di asuransi syariah, meskipun Compound Annual Growth Rate (CAGR) sekitar 30% sejak 2009, namun pasar asuransi syariah masih berada di posisi 6% dari total premi asuransi.
"Kondisi ini mengindikasikan bahwa industri asuransi syariah masih terbuka lebar untuk berekspansi. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang cepat di Indonesia dengan kelas menengah yang terus berkembang memegang peluang besar bagi industri asuransi syariah tumbuh di tahun mendatang," jelas Sofyan.
Lebih lanjut Sofyan mengatakan, potensi tersembunyi ketiga yaitu pasar Sukuk. Sukuk memiliki peranan penting dalam pendanaan dan investasi baik pemerintah maupun sektor swasta.
"Potensi yang ketiga adalah di pasar sukuk, pasar sukuk memainkan peranan penting di instrumen pendanaan dan investasi untuk sektor pemerintah dan swasta, namun pasar sukuk di Indonesia masih sangat bergantung pada sukuk global," tuturnya. (drk/drk)