Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop, kondisi ekonomi Indonesia yang bergerak lebih baik memungkinkan bank sentral Indonesia (BI) untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya (BI Rate).
"Indonesia adalah negara yang ekonominya beda. Ruang (pelonggaran moneter) itu kecil di negara lain. Sementara di Indonesia dengan inflasi rendah, ruang pelonggaran moneter itu masih memungkinkan," kata dia ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Senin (11/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelonggaran akan sangat berkala. Ruang untuk memangkas rate masih terbuka dengan tergantung pada faktor internasional," kata dia.
Asal tahu saja, dalam kurun waktu Januari-Maret 2016, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin dari 7,50% menjadi 6,75%. Penurunan ini dianggap cukup signifikan karena sejak Februari 2015, BI telah mempertahankan BI Rate tetap berada di level 7,50%.
Penurunan suku bunga ini digarapkan membuat perbankan Indonesia lebih kompetitif, karena bisa menyalurkan kredit dengan bunga yang lebih rendah.
Dampak lanjutannya, kalangan usaha dapat memanfaatkan kondisi tersebut dengan mengajukan pinjaman usah ke perbankan yang pada akhirnya dapat mendorong percepatan roda ekonomi nasional. (dna/wdl)











































