BI Rate Sudah Tak Ampuh Lagi

BI Rate Sudah Tak Ampuh Lagi

Maikel Jefriando - detikFinance
Jumat, 15 Apr 2016 16:25 WIB
BI Rate Sudah Tak Ampuh Lagi
Foto: Maikel Jefriando
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengumumkan perubahan kebijakan moneter, berkaitan dengan suku bunga acuan. Mulai 19 Agustus 2016, instrumen suku bunga acuan tidak lagi menggunakan BI Rate, tapi diganti dengan seven days reverse repo rate. BI menilai, BI Rate sudah tak ampuh lagi menurunkan suku bunga perbankan.

"Pada 2011-2012 ada periode Quantitative Easing (QE), di mana AS krisis dan melakukan kebijakan moneter dan menggelontokan uang, sehingga pada waktu itu Indonesia mengalami ekses likuiditas yang berasal dari luar, itu kemudian mendorong suku bunga overnight turun ke bawah, dan depocit facility turun ke bawah, tapi BI rate tidak ikut turun ," jelas Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, dalam konferensi persnya di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Jumat (15/4/2016).

Menurut Mirza, harusnya BI Rate atau suku bunga acuan BI bisa mempengaruhi suku bunga di pasar uang. Artinya, saat BI Rate turun, harusnya suku bunga perbankan juga turun, atau sebaliknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang namanya suku bunga acuan harus bisa mempengaruhi suku bunga jangka pendek di pasar uang terutama suku bunga overnight di pasar uang. Kemudian perubahan suku bunga jangka pendek tersebut akan memepengaruhi di pasar lain termasuk suku bunga perbakan, itu yang menjadi transmisi suku bunga moneter," papar dia.

Hal tersebut, kata Mirza, masih terjadi di 2008 hingga 2010. Saat itu, BI Rate memang masih menjadi acuan di pasar keuangan.

"Periode 2008, 2009 sampai 2010, BI Rate itu bisa mempengaruhi suku bunga overnight perbankan dengan sangat efektif. Pada periode itu BI Rate naik, suku bunga antar bank naik, kalau turun, suku bunga ikut turun," katanya.

Namun, hal tersebut tidak lagi berlaku saat ini. Suku bunga perbankan tetap tinggi meskipun BI Rate diturunkan.

Perbandingan BI Rate dan Bunga Overnight (Sumber: BI)


"Kemudian periode 2010 akhir, 2011, 2012, kelihatan bahwa suku bunga overnight antar bank dan BI Rate mulai jauh, di mana suku bunga overnight mengikuti depocit facility rate, sedangkan harusnya suku bunga BI Rate dan overnight di perbankan harusnya dekat, karena memang suku bunga BI rate harus berpengaruh ke suku bunga overnight," terang dia.

Terkait hal itu, Mirza mengatakan, pihaknya sebagai otoritas moneter akan memberlakukan kebijakan moneter menggunakan seven days reverse repo rate.

"Penguatan ini sebagai praktik terbaik di bank sentral dunia, apa yang dimaksud? Ini dilakukan mengacu pada best practice bank sentral dunia untuk operasi moneternya. Pada prinsipnya berdasarkan pada global best practice," tandasnya.

Mirza kembali menekankan, BI Rate tetap ada, tetapi dia adalah acuan untuk operasi pasar moneter bertenor 12 hari. Sementara BI seven days repo rate adalah acuan untuk 7 hari, dan ini yang akan menjadi acuan kebijakan moneter BI. (drk/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads