Perolehan laba bersih bank BUMN ini berada di atas rata-rata industri yang pada umumnya tumbuh secara melambat. Bank berkode BBTN itu memperoleh net interest income sebesar Rp 1,8 triliun dengan fee based income Rp 262 miliar.
Bank pelat merah itu mencatatkan kredit dan pembiayaan tumbuh 18,9% menjadi sebesar Rp 143 triliun. Kredit dan pembiayaan pada periode yang sama tahun 2015 tercatat Rp 120 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perseroan juga berhasil mendorong Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 20% menjadi Rp 131 triliun dari posisi yang sama tahun 2015 Rp 109 triliun. Pertumbuhan DPK ini juga melampaui rata-rata industri yang hanya tumbuh 6,9%.
Sementara itu Aset perseroan tumbuh 19,5% dari aset posisi yang sama tahun 2015. Pada triwulan I-2016 BTN berhasil mencatatkan aset sebesar Rp 178 triliun, tumbuh dari aset periode yang sama tahun 2015 Rp 149 triliun.
Selain itu, perseroan sudah menurunkan NPL menjadi 3,59% (gross) dari NPL periode yang sama sebesar 4,78%. NPL Nett perseroan sendiri tercatat 2,34%.
"Kami berhasil menekan NPL di bawah 4% pada triwulan I-2016, sesuai dengan target perseroan untuk terus memperbaiki kualitas kredit dengan target NPL di bawah 3% pada akhir tahun 2016," tegas Maryono
Masih Dominasi Pasar Perumahan Indonesia
BTN masih tercatat sebagai pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar total KPR sebesar 31%. Sementara untuk segmen KPR subsidi, peran Bank BTN sangat dominan dengan menguasai pangsa pasar 97% dari total penyaluran FLPP tahun 2015.
Untuk program satu juta rumah tahun 2016 sampai dengan triwulan I-2016 telah terealisasi 58.712 unit rumah terdiri dari rumah subsidi 44.449 unit dan rumah non subsidi 14.263 unit.
Total kredit yang sudah disalurkan BTN untuk mendukung pembiayaan 58.712 unit adalah Rp 7,6 triliun. BTN memberikan komitmen untuk mendukung program sejuta rumah tahun 2016 sekitar 570.000 unit rumah. Β
"Kami optimis target ini akan terlampaui sampai dengan akhir tahun 2016," ujar Maryono.
Maryono juga menyambut baik langkah yang dilakukan Kementrian BUMN untuk membentuk investment holding yang akan berdampak positif bagi bank-bank BUMN dalam melakukan dominasi pasar domestik, meningkatkan leverage dan kemandirian keuangan serta efisiensi dan integrasi.
"Dengan langkah ini BTN ke depan diharapkan akan menjadi bank yang besar dengan fokus bisnis untuk mendukung program pemerintah dalam sejuta rumah," jelasnya. (ang/dnl)











































