BI Waspadai Gejolak Ekonomi Global, Terutama China

BI Waspadai Gejolak Ekonomi Global, Terutama China

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Selasa, 26 Apr 2016 18:37 WIB
BI Waspadai Gejolak Ekonomi Global, Terutama China
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Perlambatan pertumbuhan ekonomi global masih berlangsung. Masih belum bergairahnya ekonomi global berpotensi berdampak kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Juda Agung mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dihantui pelemahan ekonomi global.

"Pertama pelemahan ekonomi gobal. IMF (International Monetary Fund) memprediksi 3,4% menjadi 3,2%. Ini terutama karena pelemahan atau revisi di berbagai negara emerging market juga Jepang," terang Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung saat jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (26/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya itu, tingginya dinamika pasar keuangan China yang dapat berubah sewaktu-waktu juga memberikan kekhawatiran bagi para pelaku pasar. Serta terjadinya penurunan beberapa harga komoditas hingga 9% juga menjadi tantangan tersendiri bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kedua adalah ketidakpastian China. Pertumbuhan ekonomi dan pasar keuangan yang seringkali memberikan surprise kepada pasar keuangan. Ketiga penurunan harga komoditas. Tahun ini masih terjadi, sebelumnya penurunan sekitar 10% sampai 11% perkiraan terakhir 9%," ujar Juda.

Guna mengantisipasi derasnya pengaruh perlambatan ekonomi global, BI terus melakukan berbagai kebijakan makro yang juga disertai dengan kebijakan moneter dan makro prudensial.

"Di sisi Bank Indonesia kami akan terus memperkuat kebijakan stabilitas makro ekonomi serta memanfaatkan ruang kebijakan moneter dan makro prudensial," imbuh Juda.

Berbagai kebijakan diharapkan dapat memperbaiki stabilitas perekonomian dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Bauran kebijakan di mana dimulai memanfaatkan uang kelonggaran ini dan juga pemerintah mendorong fiskal dari segi riil juga diharapkan dilakukan ke depan. Diharapkan ekonomi membaik dari stabilitas makro maupun menjaga pertumbuhan yang sudah terjadi," tutur Juda.

Ke depannya, BI sebagai pemangku kebijakan juga mengawal tren pasar digital yang tengah ramai di dunia.

"Digital ekonomi menjadi tren yang akan kita antisipasi," pungkas Juda. (feb/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads