"Silakan perusahaan-perusahaan Indonesia kalau mau mengerjakan proyek-proyek IDB di Suriname," kata anggota tim IDB yang bertemu dengan pemerintah Suriname, Abdullah, sebagaimana disampaikan dalam rilis yang diterima detikcom dari KBRI Paramaribo, Selasa (26/4/2016).
Diperkirakan bantuan keuangan IDB kepada Suriname selama 5 tahun mendatang akan berjumlah US$ 1,3 miliar, atau sekitar Rp17 triliun dengan nilai kurs sekarang. Pada tahap awal dana tersebut akan dialokasikan untuk proyek perluasan bandara Zanderij, proyek peternakan rakyat dan proyek rumah sakit. Informasi yang lebih detail mengenai proyek-proyek tersebut dapat dilihat di laman resmi IDB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdullah sangat berharap perusahaan-perusahaan Indonesia dapat memanfaatkan peluang bisnis dari kegiatan operasi IDB di Suriname. Berdasarkan aturan, proyek-proyek IDB harus dikerjakan oleh perusahaan dari negara-negara anggota, termasuk di antaranya Indonesia. IDB sendiri merupakan bank yang didirikan oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)Â pada tahun 1973.
Secara khusus Abdullah mengharapkan perusahaan Indonesia untuk terlibat karena Indonesia adalah satu-satunya anggota IDB yang telah mempunyai perwakilan diplomatik di Suriname. Selain itu, keberadaan KBRI di Paramaribo juga telah mewakili persaudaraan masyarakat muslim internasional di Suriname.
Dubes RI untuk Suriname, D Supratikto, menyambut baik undangan IDB tersebut. Dia mengatakan, salah satu misi KBRI Paramaribo adalah mendorong kerja sama bisnis antar-kedua negara, antara lain seperti mengorganisir kunjungan para pengusaha Suriname keturunan Jawa yang dilakukan pada bulan Maret 2016 lalu.
"Peluang bisnis ini tidak boleh dilewatkan begitu saja dan perlu ditangkap oleh para pengusaha Indonesia. Terlebih, keanggotaan Suriname di OKI sebagai organisasi induk IDB tidak lepas dari peran diplomasi Indonesia sebagaimana selalu disampaikan oleh Dr James Rasam yang merupakan anggota Komisaris Trustbank dan yang ayahnya adalah mantan Dubes Suriname di Jakarta,"Â kata Tikto. (hns/rjo)