"Itu tak masuk akal. Karena itu struktur industri perbankannya memang tidak memungkinkan. Mustahil," ungkap Pengamat Ekonomi, Tony Prasetiantono di Kantor Pusat Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (28/4/2016).
Β
Tony menjelaskan, struktur perbankan di Indonesia sangat rumit, terlihat dari sisi jumlah bank yang terlalu banyak. Ada 119 bank di dalam negeri dan yang masuk kategori bank besar hanyalah sekitar 20 bank.
"Bank besar kita itu hanya sekitar 20. Jadi sisanya itu kecil-kecil yang modalnya Rp 1 triliun maksimal Rp 2 triliun," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhasil, nasabah akan memilih bank-bank besar untuk penempatan dana. Maka akan sulit bagi bank kecil untuk dapat bertahan dengan kondisi likuiditas yang tipis.
Sementara bank-bank besar sebenarnya menikmati persaingan antara bank kecil, yaitu dengan ikut menyesuaikan suku bunga simpanan. Meskipun mungkin nominalnya tidak setinggi bank kecil.
"Ketika bank kecil bunga tinggi, bank besar ikut juga. Bukan karena tak efisien tapi karena menikmati kue," tegas Tony.
Ini bukan lagi persoalan baru. Tony menyampaikan, sejak bank masih dalam pengawasan BI, sudah ada pembahasan konsolidasi perbankan atau dikenal dengan nama Arsitektur Perbankan Indonesia (API).Β Namun masih sulit untuk mengurangi jumlah bank di Indonesia.
"Menurunkan suku bunga menurut saya paling efektif ya mengurangi jumlah bank. Dengan jumlah sedikit jadi efisien," paparnya.
Langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan pemberian insentif terhadap perbankan, yang tujuannya penurunan Net Interest Margin (NIM) sudah tepat namun hal tersebut belum mampu menurunkan suku bunga kredit menjadi single digit hingga akhir tahun ini.
"Jadi menurunkan suku bunga itu tak seperti yang dibayangkan, pemerintah minta menurunkan akhir tahun nggak seperti itu. Jadi menggeneralisasi semua bank single digit itu salah karena setiap bank memiliki karakteristik dan struktur yang berbeda," terang Tony.
Bila pemerintah beserta OJK dan pihak terkait lainnya bisa mengurangi jumlah bank menjadi paling tidak setengahnya, maka suku bunga single digit dimungkinkan bisa terealisasi dalam 2-3 tahun mendatang.
"Memang tidak akan sebentar. Butuh waktu," tukasnya (mkl/feb)











































