OJK Gelar Program Jaring di Bengkalis Provinsi Riau

OJK Gelar Program Jaring di Bengkalis Provinsi Riau

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 02 Mei 2016 10:46 WIB
OJK Gelar Program Jaring di Bengkalis Provinsi Riau
Foto: Ardan Adhi Chandra
Riau - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan kembali menggelar acara Program Jaring (Jangkau Sinergi dan Guideline) di Kota Bengkalis, Provinsi Riau, Senin (2/5/2016) dengan menggandeng Industri Perbankan serta Industri Keuangan Non Bank (IKNB) untuk terus mendorong peningkatan pembiayaan ke sektor kelautan dan perikanan.

Program JARING sebelumnya diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pada 11 Mei 2015 di Pantai Bodia Takalar, Sulawesi Selatan, yang bertujuan mendukung Program Nawacita dengan target utama meningkatkan kredit dan pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan serta mendorong perluasan akses masyarakat di sektor kelautan dan perikanan ke layanan jasa keuangan.

Acara expo Program Jaring di Bengkalis dengan tema "Menggagas Solusi Akselarasi Pembiayaan ke Sektor Kelautan dan Perikanan Melalui Pengenalan Program Jaring" dihadiri Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta para Direksi Bank dan Non Bank Partner Program Jaring.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada pun kegiatan expo tersebut didahului dengan kegiatan penyerahan kredit bank kepada perwakilan debitur dengan bank partner. Dari sisi penjaminan, akan dilakukan pernyataan program penjaminan Perum Jamkrindo dan PT Jamkrida Riau, penyerahan sertifikat kepada agen LAKU PANDAI dan Perjanjian Kerja Sama Simpanan Pelajar (SIMPEL) antara Bank Partner dan sekolah di Bengkalis.

Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan yang sangat penting, yakni Focus Group Discussion bertema Menjawab Tantangan dan Kebutuhan Pelaku Usaha di Sektor Kelautan dan Perikanan Untuk Membuka Akses Masyarakat ke Sektor Jasa Keuangan dan Workshop yang bertema Pengelolaan Keuangan Keluarga Nelayan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, perkembangan Program JARING selama setahun ini berjalan sesuai rencana dengan berhasil mendorong pemahaman pelaku jasa keuangan terhadap bisnis di sektor kelautan dan perikanan sehingga kredit perbankan dan pembiayaan ke sektor ini terus meningkat.

"OJK akan terus mendorong industri jasa keuangan untuk meningkatkan porsi pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan yang manfaatnya sangat besar bagi perekonomian nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujar Muliaman.

Jumlah bank yang mengikuti Program Jaring sejak diluncurkan Mei 2015 saat ini sebanyak 16 bank atau bertambah 8 bank sejak pertama diluncurkan. Ini pertanda positif terhadap berjalannya Program Jaring ke depan sesuai dengan cita-cita Pemerintah.

Pada tahap awal terdapat 8 bank partner Program Jaring yaitu PT Bank Negara Indonesia (Persero) TbkΒ  (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TbkΒ  (BRI),Β  PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Bukopin Tbk, dan PT BPD Sulselbar.

Sedangkan bank lainnya yang menyusul menjadi partner Jaring adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, PT Bank Sinarmas, PT BPD Jawa Timur, PT BPD Riau Kepri, PT BPD Sulawesi Utara, PT BPD Jawa Tengah.

Selain dari perbankan, partner Program Jaring adalah industri keuangan non bank (IKNB) melalui Konsorsium Perusahaan Pembiayaan, Asuransi Jiwa, Asuransi Umum dan Penjaminan. Perum Jamkrindo dan Jamkrida juga turut mendukung Program Jaring.

Realisasi Kredit JARING sampai dengan Desember 2015 mencapai Rp 6,69 triliun atau 124,5% dari target Rp 5,37 triliun. Dengan bertambahnya 8 Bank Partner di tahun 2016 ini maka total target penyaluran kredit 16 bank partner tahun 2016 ke sektor kelautan dan perikanan adalah sebesar Rp 9,2 triliun atau tumbuh 24,2% dibanding realisasi kredit 2015. Sementara target ke sektor Maritim sebesar Rp 42,8 triliun.

Sedangkan secara keseluruhan perbankan, penyaluran kredit pada Sektor Kemaritiman sampai dengan akhir tahun 2015 adalah sebesar Rp 97,8 triliun sedangkan sektor Sektor Kelautan & Perikanan sebesar Rp 21,4 triliun.

Rasio Non-performing Loan gross (NPL/kredit bermasalah) sektor Kemaritiman tercatat sebesar 5,37%Β  (tahun 2011 sebesar 6,74%) dan NPL sektor kelautan dan perikanan sebesar 1,8% (tahun 2011 sebesar 5,96%) atau mengalami penurunan yang cukup signifikan sejak 2011. Indikator penurunan NPL tersebut mencerminkan kinerja sektor yang semakin baik untuk menjawab tantangan persepsi kurang positif bahwa sektor kelautan dan perikanan memiliki risiko yang sangat tinggi.

Tahun 2016 ini perbankan nasional menargetkan penyaluran kredit ke ke Sektor Kemaritiman sebesar Rp 52,7 triliun dan ke Sektor Kelautan dan Perikanan sebesar Rp 10,7triliun.

Sementara itu, target penjaminan KUR dan Non KUR Jamkrindo masing-masing sebesar Rp 50 triliun dan Rp 65 triliun, sehingga totalnya mencapai Rp 115 triliun. Per Maret 2016, Jamkrindo sebagai penjamin KUR telah melakukan penjaminan sebesar Rp 10,2 triliun secara nasional. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads