Para nelayan tradisional di Kabupaten Bengkalis sedikitnya mampu menangkap hasil laut hingga 8000 ton per tahunnya. Namun dari besaran potensi tersebut nelayan belum mendapatkan kemudahan akses dalam menjangkau kredit, sehingga banyak di antara mereka yang masih bergantung kepada para pedagang besar yang biasanya memborong hasil tangkapan mereka setiap harinya.
"Pelaku usaha khususnya nelayan belum terbiasa mengelola keuangan dengan baik, masih bergantung pada pengepul," jelas Bupati Bengkalis Amril Mukminin saat Expo Program Jaring OJK KKP 2016 di Gedung Cik Puan, Kabupaten Bengkalis, Riau, Senin (2/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satu penyebabnya karena akses lembaga keuangan bank maupun non bank masih sangat rendah. Hasil yang diperoleh digunakan untuk konsumtif karena belum terbiasa menabung," ucap Amril.
Kemudian peran lembaga keuangan menjadi sangat fundamental bagi masyarakat di Kabupaten Bengkalis. Dengan adanya program Jaring (Jangkau, Sinergi dan Guideline), para nelayan di Bengkalis diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan uang.
"Harapan kami dapat meningkatkan akses keuangan sektor perikanan dan kelautan khususnya yang berbasis keluarga," ujar Amril.
Dengan ada program Jaring diharapkan mampu meningkatkan kredit dan pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan serta mendorong perluasan akses masyarakat di sektor kelautan dan perikanan ke layanan jasa keuangan. (ang/ang)