OJK: Bengkalis Sangat Strategis, Namun Minim Akses Keuangan

OJK: Bengkalis Sangat Strategis, Namun Minim Akses Keuangan

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 02 Mei 2016 17:04 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Bengkalis - Kabupaten Bengkalis di Riau dikenal sebagai daerah dengan potensi laut yang cukup besar. Namun, potensi sumber daya alam laut di pulau terluar Indonesia yang besar belum mendapatkan banyak perhatian dari lembaga keuangan sehingga seringkali nelayan mengalami kesulitan modal.

Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan program Jaring (Jangkau Sinergi dan Guideline) di Kabupaten Bengkalis, Riau untuk memudahkan akses nelayan dalam mendapatkan kredit.

"Pemilihan Bengkalis karena pulau terluar yang sangat strategis di Selat Malaka. Bengkalis merupakan sentra penghasil ikan terbesar di Riau, namun sebagian besar nelayan belum memiliki akses dan pengelolaan pembiayaan yang baik," terang Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad saat Expo Program Jaring OJK KKP 2016 di Gedung Cik Puan, Kabupaten Bengkalis, Riau, Senin (2/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan sudah diresmikannya program Jaring di Bengkalis diharapkan lembaga keuangan yang ada di daerah tersebut dapat memberikan sosialisasi lebih lanjut kepada para nelayan agar mereka mendapatkan alternatif pendanaan dengan bunga yang relatif ringan.

"Saya berharap bank-bank yang ada di Bengkalis turun untuk mensosialisasikan bagaimana mengelola keuangan yang baik," ujar Muliaman.

Untuk mensukseskan program tersebut, Pemerintah Daerah setempat juga dituntut untuk aktif dalam memberikan potensi daerahnya. Sehingga perbankan semakin tertarik untuk memberikan kredit kepada para nelayan di Bengkalis.

"Dinas daerah harus menggali potensi sehingga bank-bank bisa masuk. Karena bank juga bingung masuk apa nggak karena kurang informasi. Kalau terdokumentasi dengan baik teman-teman dari bank akan senang hati mempelajarinya," imbuh Muliaman.

Informasi potensi alam daerah menjadi sangat penting karena nantinya perbankan mendapatkan kepastian pembayaran kredit yang jelas.

"Kemudian risiko pembiayaan bank lebih terkendali karena pembiayaan dilakukan menyeluruh," pungkas Muliaman. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads