Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Maryono menyambut baik rencana tersebut karena bakal memberi dampak positif bagi kinerja keuangan.
"Kondisi ini akan meningkatkan efisiensi layanan perbankan ya. Bayangkan kalau bank-bank BUMN ini digabungkan mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) yang dimiliki mencapai 56.000. Kalau BTN saja, sendirian cuma punya ATM sekitar 1.800 unit," kata Maryono ditemui di Kantornya, Jakarta, Rabu (4/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang kan masing-masing bank gerak sendiri-sendiri. Nggak jarang kita membidik target yang sama. Kalau ada holding kan jadi ada yang mengarahkan, bank A bidik ini, bank B bidik itu dan seterusnya," ujar dia.
Dengan bisnis yang lebih terarah, diharapkan pertumbuhan masing-masing perbankan pun bisa mencatatkan pertumbuhan yang lebih gesit.
"Kalau rata-rata pertumbuhan aset perbankan saat ini hanya sekitar 15%. Dengan adanya holding ini Bank BUMN bisa tumbuh 30%," sambung dia.
Dari data yang diperoleh detikFinance, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun 2016 akan menyelesaikan kajian pembentukan holding Bank BUMN. Proses konsolidasi holding Bank BUMN baru dilakukan di 2017.
Di dalam holding ini, terdapat PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk.
Masih di dalam rencana holding perbankan, perusahaan finansial pelat merah lainnya seperti PT Danareksa, PT Jiwasraya, dan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia bakal diinbrengkan ke salah satu perbankan pelat merah, sedangkan PT Pegadaian akan masuk ke dalam struktur holding perbankan. (dna/feb)











































