Ada 40.000 Nasabah Kaya di Bank Permata, Simpanan Minimum Rp 500 Juta/Orang

Ada 40.000 Nasabah Kaya di Bank Permata, Simpanan Minimum Rp 500 Juta/Orang

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Rabu, 11 Mei 2016 13:34 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatat, ada sedikitnya 40.000 nasabah prioritas alias nasabah-nasabah kaya yang dananya dikelola perseroan. Nasabah-nasabah kaya ini punya simpanan di Bank Permata minimal Rp 500 juta per orang.

Simpanan mereka biasanya ditempatkan di berbagai instrumen seperti deposito, tabungan, asuransi, dan lain-lain.

"Kalau priority itu kita minimum Rp 500 juta, tapi itu combine bisa deposito, tabungan, asuransi, investasi, dan sebagainya. (Nasabah priority) sekitar 40 ribuan," ujar Direktur Retail Banking PT Bank Permata Tbk, Biantoro Surodjo, saat acara Wealth Wisdom di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biantoro mengungkapkan, selain nasabah prioritas, perseroan juga mengelola dana nasabah-nasabah menengah juga bawah. Mereka juga bisa ikut berinvestasi dalam produk-produk Wealth Management milik perseroan seperti obligasi, reksa dana, asuransi, dan lain-lain. Hanya dengan Rp 500.000/bulan, nasabah bisa ikut berinvestasi.

"Ini bervariasi nasabah kita. Kalau untuk asuransi dan reksa dana nasabah kita punya segmen personal, private, dan priority, rata-rata dari semuanya. Kalau obligasi cenderung ke private dan priority. Kalau untuk produk Wealth Management itu sangat bervariasi, misalnya reksa dana Rp 500.000 sudah bisa. Asuransi juga Rp 500.000 sudah bisa, jadi sangat bervariasi," jelas dia.

Biantoro menyebutkan, hingga Maret 2016, dana kelolaan yang berhasil dihimpun Wealth Management mengalami pertumbuhan 38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, atau mencapai Rp 10 triliun. Pencapaian tersebut tercermin dari pendapatan berbasis biaya yang tumbuh menjadi Rp 624 miliar dari Rp 594 miliar di tahun sebelumnya.

Tahun ini, perseroan menargetkan bisa menghimpun dana kelolaan mencapai Rp 12-13 triliun.

"Untuk akhir tahun (dana kelolaan) mungkin kita harapkan sekitar Rp 12-13 triliun," imbuh Biantoro. (drk/feb)

Hide Ads