"Saya lihat bahwa secara umum yang namanya pertumbuhan kredit (KPR) kita dibandingkan dua tahun lalu ada penurunan," ungkap Agus di kantor pusat BI, Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Akan tetapi, Agus mengakui secara umum hal tersebut juga dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi global, serta menurunnya harga komoditas. Sehingga mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap kredit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kuartal I-2016, pertumbuhan kredit tidak lebih dari 10% atau single digit. Agus menilai, akan ada peningkatan yang cukup signifikan pada kuartal berikutnya.
"Kita meyakini di semester dua akan lebih baik dan penyalur kredit di bawah single digit itu bisa menjadi double digit," tegas Agus. (mkl/drk)











































