Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Robert Pakpahan, mengatakan surat utang ini diterbitkan untuk menutup defisit anggaran sekaligus mengejar target penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).
"Defisit dan target penerbitan SBN, jadi bagian dari ini. Ada yang diterbitkan dalam rupiah, dolar AS, dan euro," ujarnya di Jakarta, Rabu (8/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semalam pemerintah baru saja menerbitkan dalam bentuk euro. Surat utang tersebut bahkan kelebihan permintaan hingga 8,36 miliar euro atau sekitar Rp 125,4 triliun. (ang/hns)