Dengan lepasnya Inggris dari Uni Eropa diperkirakan akan berpengaruh cukup hebat terhadap perekonomian di kawasan Eropa. Diperkirakan akan terjadi pelemahan nilai tukar poundsterling dan euro terhadap mata uang lainnya, khususnya dolar.
"Analisis kami itu lebih banyak pengaruhnya terhadap kawasan Euro yang berhubungan langsung, ada dua yaitu pelemahan poundsterling dan euro itu dari satu sisi," jelas Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (17/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampak yang kedua adalah kalau itu terjadi Brexit, itu akan ada pengalihan investasi yang semula ke Inggris yang tentu saja kawasan Euro," tambah Perry.
Sedangkan untuk Indonesia dampaknya tidak akan begitu berpengaruh. Hal ini dikarenakan kesiapan Indonesia di 2011 lalu menghadapi krisis Yunani dan tidak menimbulkan efek yang cukup signifikan.
BI juga menjamin bahwa perekonomian Indonesia di berbagai sektor tidak akan begitu berpengaruh akibat lepasnya Inggris dari Eropa.
"Kalau terkait dengan gejolak eksternal, Indonesia kan menghadapi ini bahkan sejak 2011 sejak krisis Yunani dan kemudian gejolak-gejolak ekonomi berikutnya. Bahwa satu, fundamental ekonomi kita cukup kuat, dua kebijakan ekonomi makro kita sehat termasuk juga sistem perbankan," tutur Perry. (drk/drk)