Demikian diungkapkan oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adhitiaswara, di kantor pusat BI, Jakarta, Selasa malam (28/6/2016).
"Pasar keuangan Indonesia, rupiah itu ketergantungannya besar terhadap kebijakan The Fed dan China, dibandingkan kebijakan di Inggris," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu The Fed naikkan bunga yang kedua, terjadi pelemahan kurs," jelasnya.
BI akan memantau perkembangan kebijakan yang akan ditempuh oleh kedua negara tersebut. Khususnya AS yang isunya pada Juli mendatang akan kembali menaikkan suku bunga acuan.
"Waktu Brexit juga, Yellen (Gubernur The Fed) menyatakan bahwa AS sangat memperhatikan Brexit dan mereka akan sangat hati hati. Jadi artinya kenaikan suku bunga The Fed tahun ini, kemungkinannya semakin kecil. Ada kemungkinan naik, tapi mengecil, jadi baru naiknya kemungkinan 2017," paparnya. (mkl/wdl)











































