BRI Siap Tampung Rp 50 Triliun Dana Repatriasi

Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengaku siap menampung dana repatriasi hingga Rp 50 triliun. Dananya akan masuk ke berbagai instrumen keuangan yang sedang disiapkan.

"Ya mungkin kita setidaknya Rp 50 triliun ya. Nanti kalau sudah diundangkan tanggal 18 Juli 2016 kita bisa tahu potensinya. Tapi sekarang kan yang menyiapkan produk sendiri kira-kira sekitar Rp 50 triliun," ujar Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo, usai halalbihalal di Kantor OJK, Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2016).

Instrumen keuangan yang ada seperti deposito, asuransi, hingga Efek Beragun Aset (EBA) dengan menjalin kerja sama dengan manajer investasi.

"Kita kerja sama juga dengan dengan manajer investasi, missalnya dia punya reksa dana, EBA, itu kan bukan produk kita, nanti bisa lewat kita," ujar Haru.

Tidak hanya itu, bank berkode BBRI itu juga menyiapkan anak usahanya yang bergerak di bidang asuransi untuk memberikan pilihan investasi yang lebih beragam kepada investor.

"Produk-produk asuransi, seperti unit linked, asuransi jiwa. Nah kita punya perusahaan asuransi kan, nanti kita siapkan," tutup Haru.

KUR Masih Mendominasi Penyaluran Kredit

BRI telah lama menyalurkan kredit ke berbagai lapisan masyarakat, tak terkecuali kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Selama 6 bulan terakhir, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) bank pelat merah itu masih mendominasi.

"Kalau UMKM kita optimistis ya bahwa terutama pertumbuhan KUR kita kan masih positif, UMKM juga positif," kata Direktur Utama BRI Asmawi Syam.

Selain penyaluran KUR yang tumbuh baik, penyaluran kredit mikro juga menunjukan sinyal positif. Pertumbuhan kredit mikro tumbuh cukup kompetitif dibandingkan kredit menengah dan kredit industri.

"Slow down di menengah terutama. Average-nya yang menengah itu masih agak landai, di single digit, masih flat. Untuk kredit menengah, korporasi kita me-maintain kualitas tetapi di mikro kita tumbuh," jelas Asmawi.

Sedangkan angka Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah Bank BRI mengalami sedikit kenaikan dibandingkan tahun lalu. Angka kredit bermasalah yang tercatat di Bank BRI saat ini sebesar 2,3%.

"NPL stagnan stabil karena kita ada pertumbuhan di ritel cukup tinggi. NPL terjaga di 2,3%. Kalau dibandingkan tahun lalu sekarang lebih tinggi kan sekarang kondisinya beda," tutup Asmawi. (ang/ang)