Perolehan laba yang terus tumbuh ini didorong oleh perolehan pendapatan perusahaan sebesar Rp 26,1 triliun pada semester I-2016 atau tumbuh 15,5% dibanding periode yang sama tahun 2015.
Pendapatan yang tumbuh selaras dengan keberhasilan bank berkode BBCA itu menjaga rasio kredit bermasalah alias NPL di kisaran 1,4% jauh di bawah rata-rata rasio kredit bermasalah perbankan nasional mencapai 2,9%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Catatan BCA, realisasi penyaluran kredit hingga akhir Juni 2016 mencapai Rp 387 triliun atau tumbuh 11,5% didorong oleh penyaluran kredit korporasi yang tumbuh 19,6% menjadi Rp 135,4 triliun dibanding periode yang sama tahun 2015.
Pada kredit komersial dan usaha kecil dan menengah (UKM) bank swasta itu juga mengalami peningkatan 6,5% dibanding tahun lalu. Semester I tahun ini tercatat sebesar Rp 146,5 triliun.
Kredit Pemilikan Rumah, lanjut Jahja, memberi sumbangan yang positif pada realisasi penyaluran kredit BCA. Tercatat tumbuh Rp 8,5% menjadi Rp 61,71 triliun. Sedangkan pada kredit kendaraan bermotor naik 11,4% menjadi Rp 34 triliun.
"Masuk semester II-2016, BCA akan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola usaha dan dalam memanfaatkan berbagai peluang bisnis bagi pertumbuhan di masa mendatang," tutur dia. (dna/ang)











































