Laba Bank Mandiri Rp 7,08 Triliun, Turun 28,7%

Laba Bank Mandiri Rp 7,08 Triliun, Turun 28,7%

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Rabu, 03 Agu 2016 13:12 WIB
Laba Bank Mandiri Rp 7,08 Triliun, Turun 28,7%
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Sepanjang semester I-2016, laba bersih PT Bank Mandiri Tbk tercatat mencapai Rp 7,08 triliun, turun 28,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Sulaiman A. Arianto, menjelaskan penurunan laba bersih ini terjadi karena perseroan harus mengalokasikan pencadangan Rp 9,9 triliun, naik dari Rp 4 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pencadangan naik untuk mengantisipasi tren kenaikan kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila dihitung sebelum pencadangan, sepanjang semester I-2016 Bank Mandiri mencatat laba operasional Rp 19,3 triliun, naik 13,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 17,1 triliun.

Sulaiman mengatakan, laju kenaikan Iaba operasional tersebut ditopang oIeh pertumbuhan pendapatan operasional 13,6% menjadi Rp 34,98 triliun. Adapun kenaikan tersebut dipicu oleh pertumbuhan kenaikan pendapatan bunga bersih dan premi bersih 13,3% menjadi Rp 25,8 triIiun, dan peningkatan pendapatan jasa (fee based income) sebesar 14,5% menjadi Rp 9,2 triliun.

Di samping itu, pada periode yang sama, perseroan juga teIah berhasil menurunkan beban bunga sebesar 9,3% secara tahunan, seiring meningkatnya komposisi dana murah perseroan.

"Kami bersyukur atas pencapaian inikarena membuktikan Bank Mandiri tetap dapat mengelola produktivitas aset dan bisnis transaksional dengan baik di tengah tantangan periambatan kondisi ekonomi domestik dan internasionai serta insiatif perseroan dalam mendukung program suku bunga murah pemerintah secara bertahap," kata Sulaiman, dalam keterangannya, Rabu (3/8/2016).

Bank Mandiri juga meiakukan Iangkah-Iangkah antisipasi untuk memastikan agar ke depannya perseroan tetap tumbuh sehat dan berkeianjutan, dan dapat mengelola kredit bermasalah sebaik mungkin. Misalnya, meIaIui penguatan fungsi manajemen risiko, penajaman Risk Acceptance Criteria (RAC), dan optimalisasi restrukturisasi dan pemuiihan (recovery) untuk penyelesaian kredit bermasalah dengan lebih fokus, cepat dan tuntas.

Di sisi Iain, kepercayaan masyarakat kepada Bank Mandiri pun terus tumbuh, yang ditunjukkan dengan naiknya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp 691,4 triliun pada akhir Juni 2016 dari Rp 654,9 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Dari pencapaian tersebut, total dana murah (giro dan tabungan) yang berhasil dikumpulkan Bank Mandiri mencapai Rp 439,4 triIIiun, yang terutama didorong oleh peningkatan tabungan sebesar Rp 37,1 triIiun menjadi Rp 273,6 triIiun.

Sebagai upaya untuk meningkatkan pengumpulan dana masyarakat melalui peningkatan kenyamanan bertransaksi, Bank Mandiri terus mengembangkan jaringan kantor cabang, jaringan elektronik, maupun jaringan Iayanan Iainnya. Pada akhir Juni 2016, layanan perbankan Bank Mandiri dapat dinikmati meIaIui 2.472 kantor cabang, 2.159 unit mikro serta 17.461 unit ATM yang tersebar di seluruh Indonesia.

Penyaluran Kredit

Bank Mandiri berhasil menjaga fungsi intermediasi ke berbagai segmen usaha di Indonesia di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif, termasuk kredit ke segmen Mikro, yang secara tahunan tumbuh tertinggi diantara segmen lainnya, mencapai 15,9%, dari Rp 39,7 triliun di triwulan II-2015 menjadi Rp 46 triliun pada Juni 2016.

Sementara itu, dapat disampaikan bahwa seIama satu tahun terakhir Bank Mandiri teIah menyalurkan tambahan kredit secara gross (bank only) sebesar Rp 96,0 triliun. JumIah tersebut bersumber dari pencairan kredit sebesar Rp 231,9 triliun dikurangi angsuran sebesar Rp 135,9 triliun. Dari total kredit yang disalurkan Bank Mandiri sebesar Rp 547 triliun (bank only), sebesar 86,1% diantaranya mempakan kredlt produktif, termasuk pembiayaan ke sektor infrastruktur serta usaha mikro kecil dan menengah.

Seiring realisasi proyek-proyek infrastruktur oleh pemerintah, hingga Juni 2016, Bank Mandiri telah berkomitmen untuk menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur dengan limit pembiayaan mencapai Rp 89,9 triliun. Meskipun kondisi perekonomian nasional maupun regional masih belum kondusif, jumlah ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sekitar Rp 75 triliun.

Bank Mandiri juga turut menyalurkan pembiayaan khusus dengan skema penjaminan pemerintah, yaitu melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hingga akhir Juni 2016, jumlah nasabah KUR Bank Mandiri tercatat sebanyak lebih dari 630.000 nasabah dengan limit sebesar Rp 29 triliun.

"Pencapaian ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam mengakselerasi perekonomian nasional serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat," imbuh Sulaiman.

Ekspansi Regional

Bank Mandiri terus memperkuat bisnis secara berkelanjutan dengan fokus kepada pengembangan sektor-sektor potensial, baik di dalam negeri maupun di kawasan regional Asia Tenggara. Untuk mendukung rencana tersebut, saat ini perseroan tengah menyiapkan platform untuk pengembangan bisnis secara anorganik di luar negeri.

Sulaiman menjelaskan, Bank Mandiri telah memiliki kantor di Hong Kong, Singapura, Shanghai, London, Cayman Islands, Dili serta satu kantor perwakilan di Malaysia.

"Saat ini kami mengkaji kemungkinan untuk mengembangkan bisnis ke tiga negara ASEAN lainnya, yaitu Filipina, Vietnam dan Myanmar," kata Sulaiman.

Perseroan, lanjut Sulaiman, melihat potensi di ketiga negara tersebut sangat baik sehingga akan menjajaki berbagai peluang bisnis yang dapat dimasuki di ketiga negara tersebut. Untuk pengembangannya sendiri, Bank Mandiri nantinya akan menggandeng mitra Iokal yang telah mengenal kondisi pasar di negara-negara itu.

"Kami akan membentuk tim untuk menjajaki potensi dan peluang-peluang di Filipina, Vietnam, dan Myanmar," ujar Sulaiman. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads