Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh penerimaan cadangan devisa, antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa migas pemerintah serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas, yang melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.
Demikian disampaikan Direktur Departemen Komunikasi BI, Arbonas Hutabarat dalam keterangan resminya seperti dikutip detikFinance, Jumat (5/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. (drk/feb)











































