OJK Belum Akan Pangkas Target Kredit Perbankan

OJK Belum Akan Pangkas Target Kredit Perbankan

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 06 Sep 2016 18:48 WIB
Foto: Muhammad Damar Wicaksono
Jakarta - Bank Indonesia (BI) merevisi pertumbuhan kredit perbankan tahun ini menjadi single digit di kisaran 7-9% dari proyeksi sebelumnya yang double digit. Revisi tersebut sejalan dengan dipangkasnya batas bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi 2016 menjadi di kisaran 4,9-5,3% dari sebelumnya pada rentang 5,0-5,4% (yoy).

Otoritas Jasa keuangan (OJK) masih tetap menargetkan pertumbuhan kredit perbankan tahun ini di kisaran 11-12%.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, pihaknya masih akan menunggu hasil evaluasi implementasi dari Rencana Bisnis Bank (RBB) hingga akhir September 2016.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang year to date-nya masih rendah. Tapi berapa rendah dan berapa yakin, masing-masing RBB itu bisa diimplementasikan oleh masing-masing bank. Sebab kalau RBB nya jalan, itu kan mereka berencana sekitar 11%. Tapi kalau dia tidak jalan, ini yang mau saya pastikan. September akan saya cek," jelas dia ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (6/9/2016).

Muliaman mengungkapkan, meskipun demikian, sejumlah bank-bank besar justru merevisi ke atas pertumbuhannya.

"Bank-bank besar malah lebih tinggi dari target. Yang banyak itu bank-bank menengah yang pertumbuhannya ke bawah," tambahnya.

Sementara itu, total pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mulai merangkak naik. Kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) juga masih terjaga baik. Meski demikian, Muliaman tak menyebut angka pasti.

"Saya kira seperti yang saya sampaikan sebelumnya, sebetulnya posisi Mei sudah dilewati. Mei-Juni posisi yang di bawah. Kemudian, kalau kita lihat Juli-Agustus pertumbuhan kredit dan NPL juga sudah mulai membaik," tutur dia.

Naiknya DPK ini, kata Muliaman, menunjukkan jika likuiditas perbankan semakin membaik.

"Likuiditas membaik secara keseluruhan. Dilihat dari rasio likuiditas bank dalam keadaan yang membaik. Terutama pasca masuknya banyak likuiditas dalam satu bulan terakhir ini," pungkasnya. (drk/drk)

Hide Ads