Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, menilai kesepakatan tersebut masih dalam rentang yang diperkirakan BI, yaitu 5,1-5,5%. Walaupun BI lebih berat pada asumsi 5,2%.
"Bahwa hari ini diputuskan 5,1%, itu artinya sejalan yang disampaikan BI. Kami rasa baik," terang Agus di Gedung DPR, Jakarta, Rabu malam (7/9/2016)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan itu kami lihat pertumbuhan ekonomi ada di 5,2%," ujarnya,
Sementara itu nilai tukar rupiah disepakati pada level yang sama dengan pengajuan pemerintah. Di mana dolar Amerika Serikat (AS) diasumsikan Rp 13.300. Agus menilai asumsi tersebut relevan dengan kemungkinan terjadinya gejolak secara global.
Khususnya ketika suku bunga acuan AS dinaikkan kembali serta beberapa kebijakan negara maju seperti dari Eropa dan Jepang. Pertimbangan lainnya adalah kondisi China. Sedangkan dari dalam negeri, pertimbangannya adalah realisasi tax amnesty.
"Kalau Rp 13,300/US$ itu adalah ruang yang cukup konservatif," tegas Agus. (mkl/wdl)