Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur BI Agus Martowardojo di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Jumat (9/9/2016).
"Perkembangan kredit masih di bawah 10% dan diperkirakan sampai akhir 2016 7-9%. Kredit valas negatif, kredit rupiah positif. Karena pengaruh valas negatif itu buat turun pertumbuhan kredit," jelas Agus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini juga karena ekonomi pelan, ekspor rendah, komoditi masih belum naik dan berdampak pada bisnis di Indonesia kemudian demand tidak tinggi, dampaknya seperti itu," terang Agus. (drk/drk)