"Pak Elvyn (Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya) juga mengatakan supaya di hulu itu nggak ada lagi cash, oleh karena itu kita ingin ada banking services, supaya semua transaksi apa pun bisa dilakukan banking system," ujar Wadirut Bank Mandiri Sulaiman A Arianto, di kantor Pelindo II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (15/9/2016).
Salah satu caranya adalah dengan penerapan Cash Management System (CMS) di mana pengguna jasa tidak perlu lagi bertransaksi secara fisik dengan membawa uang dalam jumlah besar ke loket pembayaran, melainkan dengan transaksi antar rekening bank.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi fasilitas keuangan (kredit) ini akan membantu modal kerja dari anak perusahaan. Modal kerja ini kan dipakai untuk operasional modal dana perusahaan. Pada akhirnya bisa meningkatkan speed aktivitas di pelabuhan yang secara langsung juga bisa memberikan dampak pada pengurangan dwelling time," kata Elvyn.
Menurut Elvyn, penandatanganan perjanjian dan MoU tersebut merupakan salah satu bentuk penguatan sinergi antar BUMN untuk mendorong optimalisasi biaya dan proses pelayanan yang pada gilirannya akan menunjang perekonomian nasional.
"Kami optimis bahwa sinergi antara IPC dengan Bank Mandiri ini tidak hanya mempermudah para pengguna jasa kepelabuhanan, namun juga meningkatkan efisiensi biaya logistik dan daya saing kinerja integrasi logistik nasional," tutur Elvyn .
Salah satu contoh penerapan transaksi non tunai bisa menggunakan transfer bank. Direktur Korporasi Bank Mandiri, Royke Tumilaar mengatakan, aplikasi non tunai juga bisa menggunakan letter of credit untuk transaksi impor.
"Pelindo kalau mau transaksi non tunai itu misal pakai LC (letter of credit) untuk beli sparepart, itu non tunai. Non tunai itu kredit yang bukan cash yang pakai LC, surat berharga. Jadi untuk impor dia pakai non tunai. Kalau di bank non tunai sifatnya letter of credit (LC), bank garansi," ujar Royke. (drk/drk)











































