Namun, langkah BI melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga acuannya belum berpengaruh banyak kepada perbankan. Masih banyak bank yang belum menurunkan suku bunga kreditnya.
Ini karena masih menyesuaikan rasio likuiditasnya. Selain itu, banyak perbankan yang membayar utangnya dalam bentuk valuta asing juga berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit yang masih rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dengan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang meningkat ke angka 3,2% juga membuat perbankan memilih untuk memulihkan kondisi keuangannya terlebih dahulu. Sehingga suku bunga kredit masih sulit untuk turun yang berakibat pada rendahnya pertumbuhan kredit.
"Kita lihat bahwa rasio kredit bermasalah ada kecenderungan meningkat. Ini sudah naik 3,2%. Banyak bank-bank cukup hati-hati melakukan upaya restrukturisasi menyehatkan portofolionya dan penanganan dari potensi kredit bermasalah cukup jadi perhatian," tutur Agus.
Agus menambahkan bahwa tren penurunan suku bunga kredit sudah terjadi sejak awal 2016. Suku bunga deposito sudah mengalami penurunan 100 bps dan diikuti dengan suku bunga kredit 52 bps.
"Kemarin kita sampaikan bahwa secara 1 Januari sampai Agustus itu tingkat bunga itu sudah turun 100 basis poin. Deposito turun sama 100 basis poin tetapi lending baru turun 52 basis poin," ujar Agus. (hns/hns)