Ketua OJK Ungkap Alasan Pertumbuhan Kredit Menurun

Ketua OJK Ungkap Alasan Pertumbuhan Kredit Menurun

Yulida Medistiara - detikFinance
Rabu, 28 Sep 2016 08:38 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap alasan pertumbuhan kredit pada bulan Juli 2016 lalu menurun. Menurutnya, pertumbuhan kredit dapat dibagi dua, yakni pertumbuhan kredit berdasarkan mata uang rupiah dan valas atau mata uang asing.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, pada Juli 2016 orang yang meminjam kredit dengan mata uang rupiah meningkat. Pertumbuhan kredit dalam rupiah pada Juli 2016 ini mencapai 12,5% (yoy), meningkat daripada tahun lalu di periode yang sama yang hanya 10%.

"Pertumbuhan kredit rupiah 12,5% (yoy) tahun ini lebih tinggi pada tahun lalu pada periode yang sama. Tahun lalu sampai Juli hanya 10%," kata Muliaman di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa (28/9/2016) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski pertumbuhan kredit dalam rupiah meningkat, dalam sebaliknya kredit dari mata uang asing turun. Hal itu lah yang membuat pertumbuhan kredit secara keseluruhan turun pada Juli lalu.

"Namun demikian yang membuat pertumbuhan kredit secara keseluruhan turun karena ada signifikan pertumbuhan dari valas mengalami pertumbuhan yang negatif," ujar Muliaman.

Meskipun kredit turun, namun Muliaman menyebut aktivitas perekonomian di dalam negeri meningkat karena warga yang kredit menggunakan rupiah meningkat untuk dukungan terhadap bisnisnya. Ia berharap dengan adanya peningkatan kredit dalam rupiah akan meningkatkan pertumbuhan industri UMKM.

"Ini menggambarkan aktivitas ekonomi yang berbasis di dalam negeri, kegiatan perekonomian yang memerlukan dukungan produk yang berbasis dalam negeri dan tertuju pada perekonomian lokal dan mudah-mudahan juga tumbuh industri UMKM," kata Muliaman.

"Ini pilar penting terutama dalam perekonomian global. Jadi satu angka yang tidak kecil 12,5% lebih pertumbuhan kita malah ada beberapa bank yang loan to deposit ratio (LDR) sudah agak tinggi, artinya aktivitas pemberian kredit dalam rupiah juga memang meningkat," kata Muliaman.

Meskipun kredit turun, di sektor pasar modal pada penutupan Selasa (27/9/2016) lalu menunjukkan perdagangan yang positif dan meningkat. Hal itu juga diikuti kinerja untuk industri keuangan non bank mengalami peningkatan.

"Berbagai perkembangan positif pada perkembangan ekonomi industri dan kegiatan intermedisasi industri jasa keuangan ini memberikan harapan bagi dunia usaha kita bahwa ekonomi kita bergerak bertahap, mudah-mudahan kondisinya membaik," kata Muliaman.

Untuk mengoptimalkan pertumbuhan industri jasa keuangan ke depan, OJK akan melakukan pengembangan. Terutama akan difokuskan kepada beberapa aspek seperti pendalaman pasar, peningkatan utilisasi produk, pola pengawasan dan pengaturan hingga implementasi tata kelola yang baik. (drk/drk)

Hide Ads