Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menjelaskan penguatan rupiah karena faktor program pengampunan pajak atau tax amnesty yang dinilai berhasil oleh para investor.
Sementara dari sisi eksternal, ada pengaruh yang datang dari hasil debat calon Presiden Amerika Serikat (AS) antara Donald Trump dengan Hillary Clinton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, menurut Perry, dari kedua faktor tersebut, memang peran tax amnesty lebih besar. Ini mengingat realisasi yang cukup besar diraih pemerintah dalam tiga bulan pertama program dijalankan.
"Domestik ini tarikannya lebih kuat, sehingga ke depan rupiah akan lebih apresiatif," imbuhnya. (mkl/hns)