Suku Bunga Acuan BI Bisa Turun Lagi

Suku Bunga Acuan BI Bisa Turun Lagi

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Jumat, 21 Okt 2016 13:57 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Sejalan dengan perkiraan Bahana Securities bahwa ruang bagi pelonggaran moneter masih terbuka. Kemarin, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memotong suku bunga acuan BI 7-days repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% untuk mendorong pertumbuhan kredit yang pada akhirnya akan menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi ke depan.

Menurut Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian, dengan langkah yang diambil BI, ruang bagi pelonggaran moneter masih akan berlanjut hingga akhir 2017.

''Dengan inflasi yang stabil rendah hingga akhir tahun, rupiah yang menguat serta neraca perdagangan yang menunjukkan perbaikan, ruang pelonggaran masih ada," kata Fakhrul dalam risetnya seperti dikutip detikFinance, Jumat (21/10/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahana memperkirakan inflasi pada tahun ini akan berada di level 3,3% sejalan dengan BI memperkirakan inflasi pada tahun ini akan mendekati batas bawah target sasaran inflasi antara 3% hingga 5%.

Sedangkan dari sisi neraca perdagangan, defisit neraca perdagangan yang terburuk sudah terlampaui dan saat ini perdagangan Indonesia memasuki tahapan perbaikan.

Hal ini juga diyakini oleh BI, dalam statement-nya kemarin menyatakan, adanya pemulihan ekonomi di Eropa dan India diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, walaupun ekonomi Amerika diperkirakan tumbuh lebih lambat daripada yang diekspektasikan.

''Untuk yang pertama kali setelah beberapa kali RDG, BI menyinggung tentang positifnya perkembangan pertumbuhan di India, ini menandakan adanya beberapa hal positif yang mulai terbangun," kata Fakhrul.

BI sudah mengganti statemennya tentang perekonomian global menjadi "pemulihan ekonomi global masih berlangsung lambat dan tidak merata". Menurut Fakhrul, hal ini menunjukkan sesungguhnya ada optimisme yang tengah terbangun dalam perekonomian.

Data IMF pada Juni 2016 menunjukkan total nilai perdagangan dunia hanya melambat sebesar 3,95% secara tahunan, dibandingkan posisi Desember 2015, melambat sebesar 13,3% secara tahunan.

Sedangkan, volume perdagangan dunia melambat 3,4% secara tahunan dibandingkan posisi Desember melambat sebesar 11,4%. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads