Berbeda dengan tahun ini, pertumbuhan kredit ditargetkan hanya mampu menembus 8% seiring dengan masih belum pulihnya harga komoditas.
"Kalau bicara pertumbuhan ekonomi tahun depan di kisaran 5,1%-5,5%, pertumbuhan kredit minimum 10%-12%," jelas Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara di Gedung Kebon Sirih Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (24/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat pertumbuhan ekonomi lebih baik, di sana ada kebutuhan masyarakat beli barang lebih. Pada saat itu perusahaan mencukupi barang tersebut," kata Mirza.
Dengan meningkatnya daya beli masyarakat, maka perusahaan akan meningkatkan produksinya. Tentu dalam meningkatkan produksinya, perseroan membutuhkan tambahan modal dengan mengajukan kredit ke bank.
"Perusahaan produksi atau impor menyediakan barang tersebut. Pada saat itu dibutuhkan kredit," tutur Mirza. (drk/drk)