Alasan Muliaman adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal perbankan yang mencapai 23%. Ini menandakan kapasitas perbankan masih cukup kuat.
"Tentu saja kami meminta bank-bank mengantisipasi dari risiko yang muncul, kapasitas bank-bank cukup kuat. Itu dilihat dari CAR yang mencapai 23%," jelas Muliaman dalam konferensi pers di Gedung Djuanda, Kemenkeu, Jakarta, Senin (24/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muliaman menambahkan, pertumbuhan kredit sampai dengan Agustus 2016 adalah 6,83% dan diproyeksikan sampai akhir tahun pada rentang 6-8%. Muliaman mengakui bahwa realisasi ini lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Walaupun demikian, dilihat lebih dalam, maka kredit yang mengalami perlambatan adalah valutas asing. Sedangkan pertumbuhan kredit rupiah tumbuh mencapai 10,7% atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Di sisa 2016 kami berusaha mencari sumber pendorong intermediasi, yang tentu saja dilandasi prinsip bisnis yang sehat," ujar Muliaman.
Beberapa sumber kredit baru juga terus ditelusuri. Paling tidak adalah yang sesuai dengan program utama pemerintah, seperti di sektor maritim, pangan, pariwisata dan lainnya. "Inilah sumber yang terus kami teliti. Tidak harus tahun ini, tapi tahun depan juga menjadi faktor yang penting," pungkasnya. (mkl/ang)











































