Kredit Bermasalah Bank Permata Naik Jadi 4,9%, Ini Penyebabnya

Kredit Bermasalah Bank Permata Naik Jadi 4,9%, Ini Penyebabnya

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 04 Nov 2016 19:59 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Bogor - Kinerja lini bisnis jasa keuangan PT Astra International Tbk (ASII) pada periode Januari - September 2016 terbukti kurang memuaskan. Laba bersih dari segmen jasa keuangan Grup Astra, PT Bank Permata Tbk (BNLI) menurun 31% menjadi Rp 2,1 triliun meski di bidang pembiayaan kredit motor dan mobil terbilang tinggi. Hal ini disebabkan oleh kerugian yang dialami Bank Permata Rp 1,2 triliun dibandingkan laba Rp 938 miliar pada periode sama tahun lalu.

Adapun penurunan laba yang dialami oleh emiten berkode saham BNLI tersebut guna menutupi kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang meningkat menjadi 4,9% hingga triwulan III-2016.

Namun ternyata, salah satu pemegang saham Bank Permata yakni PT Astra International Tbk (ASII), menegaskan tidak memiliki rencana untuk melepas saham salah satu grup keuangannya itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Head of Investor Relation ASII Tira Ardianti mengungkapkan, perusahaan akan terus mendukung kegiatan bisnis dan menyehatkan kembali Bank Permata.

"Kami tidak memiliki rencana untuk menambah maupun mengurangi kepemilikan saham di Bank Permata. Yang jelas, kami terus support Bank Permata, dan percaya kepada para manajemennya," ujar dia dalam Workshop Wartawan Pasar Modal di R Hotel, Ciawi, Bogor, Jumat (4/11/2016).

Namun demikian, dirinya tak bisa memastikan apakah akan ada tambahan modal baru atau tidak bagi Bank Permata. Apalagi, tahun ini Bank Permata baru menyelesaikan rights issue senilai Rp 5 triliun dan diserap seluruhnya oleh para pemegang saham.

"Sejauh ini rencana kita, kita mendukung upaya manajemen mengelola risk supaya lebih baik, dibetulin lagi dalam meningkatkan pertumbuhan pinjaman. Kita kan pemegang saham posisinya, sehingga tidak bisa terlibat dalam operasi bank. Tugas kita adalah bersama Standard Chartered, kita mendukung apa yang dilakukan manajemen untuk menyehatkan kembali bank. Kapan pofit, kapan NPL turun itu saya tidak bisa jawab," katanya.

Sebagai catatan, per Oktober 2016 sebanyak 44,56% saham Bank Permata dipegang oleh Astra dan porsi yang sama juga dipegang oleh Standard Chartered Bank yang berbasis di London. Sementara itu, publik memegang 10,88% sisanya.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama Bank Permata Julian Loong Choon Fong menambahkan, perseroan tak hanya akan memperbaiki kinerja keuangan ke depannya.

"Khususnya memperbaiki kredit bermasalah, bersamaan dengan terus meningkatkan catatan pendapatan fee based income," ungkap Julian.

Sebagai informasi, hingga September 2016 pendapatan bunga bersih Bank Permata juga turun 4,49% yoy menjadi Rp 4,6 triliun. Sedangkan beban operasional bank naik cukup besar sebesar 69,27% yoy menjadi Rp 6,29 triliun.

Alokasi dana untuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) juga cukup besar Rp 5,31 triliun atau naik dari tahun lalu sebesar 89,31% yoy. Pencadangan ini karena NPL yang naik 94,4bps yoy menjadi 4,9%. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads