Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman Hadad, mengatakan proyeksi kredit dalam nominasi rupiah masih tumbuh cukup tinggi, periode Januari-September 2016 saja pertumbuhannya mencapai 10,5%.
"Kredit rupiah masih tumbuh cukup besar 10,5%. Serta kegiatan beberapa perusahaan pembiayaan yang saya kira masih menunjukkan perkembangan positif. Saya catat (tumbuh) sektor properti, perikanan, pertanian, dan keuangan," kata dia di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tengah lambatnya pembiayaan di kuartal III, kredit masih bisa support. Kondisi ini juga didukung permodalan bank yakni CAR (Capital Adequacy Ratio) 22,6% per September. Ini memberikan ruang bagi perbankan untuk antisipasi potensi risiko," terangnya.
Sementara itu, dari sisi kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) juga masih sangat mendukung peningkatan kredit di kuartal terakhir 2016. Apalagi, setiap tahun selalu ada tren lonjakan permintaan kredit di penghujung tahun.
"Resiko kredit juga meningkat di Agustus 3,2%, tapi September NPL 3,1% dan (NPL) nett masih 1,4%. Menjelang akhir tahun ini biasanya ada siklus di akhir tahun kredit naik. Rasanya kalau kita yakini siklus itu masih ada. Ditambah ruang yang terbuka terutama pada beberapa sektor, terutama infrastruktur dan konstruksi peluang tumbuh kredit masih tinggi," pungkas Muliaman. (hns/hns)