Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah OJK Deden Firman mengatakan, industri syariah di Indonesia dilirik oleh negara lain sebagai pusat pembelajaran pengembangan industri syariah.
"Negara lain ada yang mau belajar perbankan syariah di Indonesia, seperti Uganda, Tanzania, Tajikistan, dan Nigeria," ungkap Deden di hotel Aston, Bogor, Sabtu (12/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Khususnya Jepang, Indonesia dianggap sebagai tujuan investasi pada sektor syariah mengingat tingginya jumlah penduduk usia pensiun dan adanya kebijakan suku bunga rendah di negara tersebut," terangnya.
"Ada bank dari Malaysia yang ingin menjadi strategic investor. Jepang juga pernah undang OJK untuk berikan pelatihan mengenai perbankan syariah," sambung Deden.
Diketahui, OJK mencatat industri keuangan syariah di Indonesia berkembangan dengan pesat. Salah satu alasan tumbuhnya industri syariah tersebut dengan cepat adalah, dari jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim.
Pemerintah juga dinilai terus mendorong industri keuangan syariah. Salah satu buktinya adalah lengkapnya infrastruktur keuangan syariah di Indonesia.
OJK mencatat, saat ini pertumbuhan industri perbankan syariah secara nasional telah mencapai 4,7%. Adapun pertumbuhan secara global adalah sebesar 2,5%.
Aset perbankan syariah pun saat ini telah mencapai Rp 300 triliun. Pertumbuhan ini telah mulai dapat dirasakan sejak tahun 2010. Sampai saat ini, per September kenaikannya mencapai 11,3%
Tak hanya itu, Bank Umum Syariah (BUS) pun juga tercatat mengalami pertumbuhan. Tercatat, BUS yoy per September mengalami pertumbuhan 17%, secara year to date 11,98%. Adapun secara month to month tumbuh 8,67%. (ang/ang)