Hal ini tidak tersosialisasikan dengan baik oleh pemerintah. Terutama untuk masyarakat dari negara lain yang akan berkunjung ke India.
Oto Gunasis, pengusaha asal Indonesia jadi salah satu korbannya. Oto telah menukarkan uang pecahan 500 rupee sebanyak 15 lembar di Jakarta untuk dibawa ke Mumbai, India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Uang saya nggak laku," ujar Oto kepada detikFinance, di World Trade Center, Mumbai, Sabtu (12/11/2016).
Hal ini membuat Oto cukup panik, karena uang tersebut tidak bisa digunakan kembali kecuali ditukarkan terlebih dahulu ke bank setempat. Tentunya memakan waktu, sebab antrean bank cukup panjang.
"Tadi saya ke supermarket bawa 500 rupee, saya lebihin buat supermarketnya mereka juga nggak mau terima," terangnya.
Hal yang sama juga dialami oleh Sri Mas Sari. Sari tidak mengetahui akan ada kebijakan tersebut. Ketika sampai di India pada 9 November lalu, Sari menukarkan uang dari dolar Amerika Serikat (AS) ke rupee. Ia pun menerima pecahan 500 dan 1.000 rupee.
"Selasa sore tukar uang di Mumbai, diberi pecahan 1.000 dan 500 rupee. Malamnya diumumkan bahwa itu nggak laku," kata Sari kepada detikFinance.
Aktivitas yang dijalankan Sari pun terganggu. Jelang tinggalkan India, Sari akhirnya menukarkan rupee ke dolar AS, walaupun rupee dihargai dengan sangat rendah.
"Nilainya turun sih pas ditukar ke dolar, tapi ya daripada nggak bisa sama sekali. Hiks," kata Sari yang terlihat sedih.
(mkl/ang)











































